Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Tiga Pemimpin Demo Thailand Terancam Dakwaan Baru

Basuki Eka Purnama
01/11/2020 06:40
Tiga Pemimpin Demo Thailand Terancam Dakwaan Baru
Foto kombinasi pemimpin demo Thailand, ki ke ka: Parit "Penguin" Chiwarak, Panusaya "Rung" Sithijirawattanakul, dan Panupong "Mike" Jadnok.(AFP/Vivek PRAKASH and Lillian SUWANRUMPHA)

TIGA pemimpin aksi demonstrasi prodemokrasi Thailand--seluruhnya berada di rumah sakit akibat ulah polisi saat mereka dibebaskan dari penjara--kini terancam dakwaan baru.

Panupong "Mike" Jadnok, Panusaya "Rung" Sithijirawattanakul, dan Parit "Penguin" Chiwarak merupakan tiga wajah paling terkenal dalam gerakan prodemokrasi Thailand.

Pengadilan Thailand, Jumat (30/10), memerintahkan ketiganya dibebaskan setelah ditahan sejak Oktober atas dakwaan makar.

Baca juga: Tidak Ada Korban WNI Dalam Gempa Turki

Namun, dalam perjalanan dari penjara ke sebuah kantor polisi, Panupong pingsan. Media lokal menyebut dia dicekik oleh polisi.

Parit terluka terkena pecahan kaca sementara Panusaya mengalami cedera kaki yang tidak diketahui penyebabnya.

Polisi gagal meminta pengadilan mengeluarkan surat penangkapan baru bagi ketiganya.

Meski begitu, Thai Lawyers for Human Rights, organisasi yang mewakili ketiganya, mengatakan polisi telah memberikan surat penahanan kepada Panusaya di rumah sakit terkait aksi demonstrasi di Bangkok, Juni lalu.

Surat itu mengharuskan Panusaya melapor ke kantor polisi untuk menjalani interogasi.

Parit dan Panupong kemungkinan akan mendapatkan surat yang sama dari polisi.

Demonstran prodemokrasi Thailand menuntut reformasi pada monarki negara Asia Tenggara itu serta agar Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha mengundurkan diri.

Di antara tuntutan para demonstran adalah penghapusan hukuman bagi mereka yang dianggap melecehkan kerajaan, pengungkapan keuangan kerjaan, dan agar Raja Maha Vajiralongkorn tidak ikut campur dalam politik.

Tuntutan itu tidak biasa di Thailand, tempat kritik terhadap keluarga kerajaan dianggap tabu. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya