Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Penelitian di Inggris, Antibodi Covid-19 Tidak Bertahan Lama

Faustinus Nua
27/10/2020 14:13
Penelitian di Inggris, Antibodi Covid-19 Tidak Bertahan Lama
Ilustrasi(Antara)

SEBUAH studi melaporkan pada Selasa (27/10) bahwa antibodi terhadap virus korona baru menurun dengan cepat di populasi Inggris selama musim panas. Temuan itu menunjukkan perlindungan setelah infeksi mungkin tidak bertahan lama dan meningkatkan prospek penurunan kekebalan di masyarakat.

Para ilmuwan di Imperial College London telah melacak tingkat antibodi pada populasi Inggris setelah gelombang pertama infeksi Covid-19 pada Maret dan April. Studi mereka menemukan bahwa prevalensi antibodi turun dari 6% populasi sekitar akhir Juni menjadi hanya 4,4% pada September.

Hal itu meningkatkan prospek penurunan kekebalan populasi menjelang gelombang kedua infeksi yang telah memaksa penguncian dan pembatasan lokal dalam beberapa pekan terakhir.

"Kami dapat melihat antibodi dan kami dapat melihat mereka menurun dan kami tahu bahwa antibodi itu sendiri cukup melindungi," kata Wendy Barclay, Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London.

Baca juga : Satgas: Pernyataan Aliansi Dokter Dunia Soal Covid-19 Misinformasi

Menurut penelitian tersebut, kekebalan terhadap virus korona baru adalah area yang kompleks dan keruh, dan dapat dibantu oleh sel T, serta sel B yang dapat merangsang produksi antibodi yang cepat setelah terpapar ulang oleh virus. Namun, para peneliti mengungkapkan pengalaman lainnya pada kekebalan yang disarankan mungkin tidak bertahan.

"Berdasarkan bukti yang seimbang, saya akan mengatakan, dengan apa yang kita ketahui tentang virus korona lain, tampaknya kekebalan menurun pada tingkat yang sama dengan penurunan antibodi, dan ini merupakan indikasi menurunnya kekebalan pada tingkat populasi," tambahnya.

Bagi pasien Covid-19 yang dikonfirmasi dengan tes PCR standar gold memiliki penurunan antibodi yang lebih sedikit, dibandingkan dengan orang yang tidak menunjukkan gejala dan tidak menyadari infeksi aslinya. Tidak ada perubahan dalam tingkat antibodi yang terlihat pada petugas kesehatan, kemungkinan karena paparan virus yang berulang.

Temuan Imperial dirilis sebagai kertas pra-cetak, dan belum ditinjau sejawat. Barclay mengatakan bahwa penurunan antibodi yang cepat dari infeksi tidak selalu berdampak pada kemanjuran kandidat vaksin yang saat ini dalam uji klinis. Vaksin yang baik mungkin lebih baik daripada kekebalan alami.(CAN/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya