Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Rumah Sakit di Madrid Berjuang dengan Lonjakan Kasus Covid-19

Nur Aivanni
20/10/2020 16:52
Rumah Sakit di Madrid Berjuang dengan Lonjakan Kasus Covid-19
Petugas kesehatan memakai APD membuka tirai di ruang perawatan covid-19 RS La Paz, Madrid, Spanyol.(AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU )

DI rumah sakit Severo Ochoa di pinggiran kota Madrid yang terpukul parah selama gelombang pertama pandemi, unit perawatan intensifnya sekali lagi penuh dan petugas medis yang kelelahan takut terulangnya 'horor' yang sama.

"Kami kewalahan," aku Ricardo Diaz Abad, kepala perawatan intensif di rumah sakit tersebut di Leganes, Madrid, yang tengah berdiri di depan 12 tempat tidur, semuanya dipenuhi dengan pasien covid-19 yang sakit parah. "Sayangnya kami kehilangan dua pasien dalam semalam," katanya.

Baca juga: Serangan Siber Rusia Menghantui Olimpiade 2020 Tokyo

Mengenakan setelan plastik putih, kaca mata pelindung, satu atau dua masker, sarung tangan dan penutup sepatu dari plastik, pengasuh bergiliran masuk ke dalam unit. Di dalam, kesunyian hanya dipecahkan oleh desisan mesin ventilator yang membantu pasien bernapas.

Meski saat ini, kata Diaz Abad, rumah sakit memiliki tempat tidur yang cukup untuk merawat pasien covid-19, tidak seperti pada gelombang pertama, para staf sekali lagi takut kewalahan jika infeksi terus meningkat.

Ketika pandemi melanda pada bulan Maret, kata dokter darurat Luis Diaz Izquierdo, koridor penuh dengan pasien dengan botol oksigen yang duduk di kursi.

Madrid dan wilayah sekitarnya telah menjadi daerah terparah di Spanyol, yang sejauh ini virus tersebut telah merenggut hampir 34.000 nyawa.

Sonia Carballeira, seorang perawat berusia 39 tahun, mengatakan bahwa beban kerja terkadang menghalanginya untuk melakukan semua video call antara pasien dan kerabat yang tidak bisa mengunjungi pasien secara langsung.

Di dalam, pasien berusia 61 tahun Manuel Collazo Velasco masih belum bisa melupakan bagaimana virus telah mengubah indera perasanya. "Tidak ada gula, tapi menurut saya sangat-sangat manis," katanya sambil menyantap yoghurt. (AFP/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya