Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

DK PBB Bahas Pertempuran Nagorno-Karabakh

Nur Aivanni
20/10/2020 07:05
DK PBB Bahas Pertempuran Nagorno-Karabakh
Seorang warga mengecek kerusakan di rumahnya akibat pertempuran di Nagorno-Karabakh.(AFP/BULENT KILIC)

ANGGOTA Dewan Keamanan (DK) PBB meminta Armenia dan Azerbaijan menghormati gencatan senjata baru di Nagorno-Karabakh selama pertemuan tentang wilayah yang disengketakan, Senin (19/10).

DK PBB melakukan pembahasan secara tertutup mengenai pertempuran yang telah menewaskan ratusan orang sejak meletus pada 27 September, di markas besar PBB di New York.

Selama pertemuan yang diminta Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) itu, 15 anggota dewan tersebut menegaskan kembali permintaan Sekjen PBB Antonio Guterres agar pihak-pihak menghormati gencatan senjata baru.

Baca juga: Armenia-Azerbaijan saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata Baru

"Semua orang mengatakan hal yang sama. Situasinya buruk dan kedua belah pihak harus mundur dan menghormati seruan Sekretaris Jenderal untuk gencatan senjata," kata seorang diplomat PBB kepada AFP.

Rusia, kata para diplomat, sedang mengerjakan pernyataan yang akan menyerukan untuk mematuhi gencatan senjata.

Teks tersebut, yang diharapkan akan disepakati anggota dewan pada minggu ini, juga akan meminta Armenia dan Azerbaijan melanjutkan negosiasi yang difasilitasi Minsk Group.

Rusia, Prancis, dan AS mengetuai Minsk Grup, yang dibentuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama pada 1992 untuk menemukan solusi bagi konflik teritorial tersebut.

Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang memisahkan diri dari Azerbaijan yang sebagian besar dihuni etnik Armenia dan didukung Armenia.

Armenia dan Azerbaijan secara sporadis telah bertempur atas wilayah itu sejak runtuhnya Uni Soviet. Separatis etnik Armenia merebut wilayah Nagorno-Karabakh dari Baku dalam perang 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa.

Pertempuran saat ini adalah yang terburuk dalam perselisihan selama puluhan tahun sejak 2016.

Gencatan senjata baru tersebut adalah kesepakatan kedua setelah gencatan senjata sebelumnya di Moskow awal bulan ini yang tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akan bertahan secara serius. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik