Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PASUKAN Armenia dan Azerbaijan saling menembakkan roket, ketika pertempuran di Nagorno-Karabakh semakin memanas.
Ibu Kota Armenia, Yerevan, tidak lepas dari bombardir. Otoritas Yerevan menyatakan kota utama Nagorno-Karabakh, Stepanakert, yang diserang artileri sejak Jumat, kembali dihantam pada Minggu ini.
Ledakan dan asap yang membubung terpantau di beberapa bagian kota. Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyebut Ganja, sebuah kota dengan populasi lebih dari 330 ribu orang, juga diserang.
Baca juga: Armenia Siap Berdialog menuju Gencatan Senjata
Adapun pasukan separatis mengklaim telah menghancurkan sebuah pangkalan udara di wilayah tersebut. Kedua pihak saling menuding telah menargetkan wilayah sipil.
Dalam sepekan terakhir, konflik tampaknya sudah melebar. Tepatnya, setelah pertempuran sengit pecah dalam perselisihan puluhan tahun atas Karabakh.
Armenia dan Azerbaijan bahkan menolak seruan internasional untuk gencatan senjata. Bentrokan pun meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Sirene berbunyi dan ledakan terdengar secara berkala di Stepanakert. Warga setempat terpaksa berlindung di ruang bawah tanah.
Baca juga: Presiden Azerbaijan Beri Peringatan Keras Atas Serangan Armenia
Kementerian Luar Negeri Armenia menyatakan Stepanakert dan Martakert berada di bawah serangan roket. Mereka menuduh pasukan Azerbaijan sengaja menargetkan penduduk sipil.
"Pasukan Armenia menyerang Ganja dengan roket dari wilayah Armenia," pungkas Penasihat Presiden Azerbaijan, Hikmet Hajiyev.
Dia menyebut pasukan Armenia juga menggunakan artileri berat dan roket untuk menyerang Terter dan Goradiz di Azerbaijan. Pasukan separatis Karabakh telah menghancurkan sebuah pangkalan udara di Ganja.
Baca juga: DK PBB Serukan Armenia dan Azerbaijan Hentikan Pertempuran
Pemimpin wilayah tersebut, Arayik Harutyunyan, pun memperingatkan fasilitas militer di sejumlah kota besar Azerbaijan, yang sudah menjadi sasaran. "Saya mengimbau penduduk kota untuk segera pergi," ujar Harutyunyan dalam sebuah unggahan di Facebook.
Dalam pidatonya pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyerukan agar seluruh bangsa bersatu. Sebab, negara mereka tengah menghadapi "momen yang menentukan".
Rusia, Amerika Serikat dan Prancis telah menyerukan gencatan senjata. Armenia menyatakan siap untuk terlibat dengan mediator. Namun, Azerbaijan bersikeras agar pasukan Armenia mundur sepenuhnya, sebelum mencapai gencatan senjata.(AFP/OL-11)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Prancis, Rusia, dan NATO termasuk di antara mereka yang mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnik Armenia.
Armenia dan Azerbaijan menuduh satu sama lain telah menembak langsung ke wilayah masing-masing dan menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai.
Bentrokan antara dua bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan ialah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri dan
Dalam perbandingan kepemilikan jumlah armada pesawat, Armenia memiliki total 64 pesawat, sedangkan Azerbaijan memiliki 147 pesawat.
Daerah itu merupakan wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan yang secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan sejak lepas dari Republik Soviet, tetapi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved