Kebakaran Besar Terjadi Lagi di Pelabuhan Beirut

Faustinus Nua
11/9/2020 05:23
Kebakaran Besar Terjadi Lagi di Pelabuhan Beirut
Kebakaran terjadi lagi di zona bebas bea yang telah hancur di Pelabuhan Beirut yang sebulan lalu hancur akibat kebakaran besar.(ANWAR AMRO / AFP)

KEBAKARAN besar terjadi di pelabuhan Beirut pada Kamis (10/9). Kepulan asap kembali menyelimuti sebagian ibu kota Libanon itu, setelah beberapa minggu ledakan dahsyat menghancurkan pelabuhan dan daerah pemukiman di sekitarnya. Dikutip France24, kebakaran berawal dari zona bebas bea yang telah hancur di pelabuhan. Kobaran api kemudian terus meluas dan menghanguskan reruntuhan yang tersisa dari ledakan bulan lalu. Helikopter tentara berusaha memadamkan api dengan menyiram air dari udara. Sementara, petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengendalikan kobaran api.

Pada malam hari, para pejabat mengatakan sebagian besar api telah padam. Namun, asap masih mengepul dari puing-puing terisisa.

Meski tidak ada korban terluka, kebakaran itu menyebabkan ketakutan warga lantaran trauma yang masih membekas. Kejadian itu juga menambah permasalahan di negara yang trngah bergulat dengan krisis ekonomi mendalam dan menjadi ancaman terbesar bagi stabilitas Libanon sejak perang saudara 1975-1990.

"Yang pasti kami takut, baru sebulan sejak ledakan yang menghancurkan Beirut. Kami melihat hal yang sama terjadi lagi," kata Andre Muarbes, warga Beirut berusia 53 tahun.

Majed Hassanein, 49, membawa istri dan dua anaknya keluar dari ibu kota dengan mobil ketika kobaran api menghanguskan sebagian kota itu.

"Saya terpaksa mengeluarkan mereka dari Beirut, dari asap dan kebakaran yang terjadi di pelabuhan lagi," katanya.

baca juga:Trump Akui soal Covid-19

Putranya, lanjut dia, masih menderita guncangan akibat ledakan yang menghancurkan sebagian besar ibu kota dekat pelabuhan, yang menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Libanon kembali mengalami guncangan keras setelah ledakan 4 Agustus itu menewaskan sekitar 190 orang dan melukai 6.000 orang. Negara bekas koloni Perancis itu juga mengalami krisis ekonomi, ditambah dampak pandemi.(OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya