Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
AMERIKA Serikat (AS) telah mencabut lebih dari 1.000 visa untuk warga negara Tiongkok. Kebijakan itu, merupakan lanjutan dari kebijakan Presiden AS pada 29 Mei yang menangguhkan masuknya pelajar dan peneliti Tiongkok karena dianggap berisiko pada keamanan dalam negeri AS. Hal itu dikatakan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Rabu (9/9).
"Mulai 8 September 2020, Departemen telah mencabut lebih dari 1.000 visa warga negara Tiongkok yang diketahui tunduk pada Proklamasi Presiden 10043 dan karenanya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa," katanya.
Dia mengatakan mahasiswa pascasarjana berisiko tinggi dan peneliti yang tidak memenuhi syarat merupakan kelompok WN Tiongkok yang terdampak kebijakan itu. Sementara siswa dan cendekiawan yang sah akan terus disambut.
Baca juga: Pompeo Duga Pejabat Rusia Terlibat dalam Peracunan Navalny
Sebelumnya, Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Chad Wolf telah mengumumkan kebijakan AS tersebut.
"(Visa) untuk mahasiswa pascasarjana dan peneliti Tiongkok tertentu yang terkait dengan strategi fusi militer Tiongkok untuk mencegah mereka mencuri dan sebaliknya melakukan penelitian sensitif," katanya.
Dalam pidatonya, Wolf mengulangi tuduhan AS atas praktik bisnis yang tidak adil dan spionase industri oleh Tiongkok. Hal itu, termasuk upaya untuk mencuri penelitian covid-19, menyebut Beijing menyalahgunakan visa pelajar untuk mengeksploitasi akademisi Amerika.
"(AS juga) mencegah barang-barang yang diproduksi dari tenaga kerja budak memasuki pasar kita, menuntut agar Tiongkok menghormati martabat yang melekat pada setiap manusia," ungkap sebuah rujukan yang jelas mengacu pada dugaan pelanggaran terhadap Muslim di wilayah Xinjiang, Tiongkok.
Pejabat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS telah menyiapkan perintah untuk memblokir impor kapas dan produk tomat dari Xinjiang atas tuduhan kerja paksa, meskipun pengumuman resmi telah ditunda.
Tiongkok, Juni lalu, mengatakan pihaknya dengan tegas menentang setiap langkah AS untuk membatasi siswa Tiongkok belajar di AS. Mereka mendesak Washington berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pertukaran dan pemahaman bersama.
Sekitar 360.000 warga negara Tiongkok belajar di AS. Hal itu, mendukung pendapatan yang signifikan ke perguruan tinggi AS, meskipun pandemi covid-19 telah sangat mengganggu aktivitas mereka. (CNA/OL-1)
Fakultas Psikologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menunjukkan komitmennya dalam menjawab tantangan global melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Pengungkapan kasus ini bermula dari informasi masyarakat yang mencurigai aktivitas di sebuah rumah kos di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan
Sapto mengatakan, awalnya pihak berusaha menghubungi pemilik rumah namun tak membuahkan hasil. Begitu pula kepada para penyewa sebelumnya yang juga tidak kooperatif.
Pemerintah Kota Shanghai telah mengevakuasi hampir 283.000 warga pada Rabu (30/7) sebagai langkah antisipasi menghadapi Topan Co-May yang diperkirakan akan menghantam
TIONGKOK kini turut bersiaga menghadapi kemungkinan datangnya gelombang tsunami.
KESEPAKATAN damai antara Thailand dan Kamboja akhirnya tercapai dalam perundingan yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Australia membatalkan visa rapper Kanye West, setelah ia merilis lagu Heil Hitler.
Diversifikasi pilihan negara dan universitas tujuan studi menjadi krusial; jangan hanya terpaku pada satu atau dua negara, tetapi namun perluas pilihan ke negara lain.
Trump menuduh Harvard sebagai pusat antisemitisme dan ideologi liberal yang terbangun (woke).
KETUA Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Syamsul Ma'arief melaporkan salah satu agen umrah atas dugaan pencemaran nama baik.
Amerika Serikat segera membuka pendaftaran visa "kartu emas" bagi warga negara asing yang memiliki dana cadangan sebesar US$5 juta.
Prabowo juga mengapresiasi langkah Australia dalam mempermudah visa bagi warga negara Indonesia, khususnya pelajar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved