Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Antibodi Covid-19 Meningkat Setelah Empat Bulan Sembuh

Antara
02/9/2020 19:36
Antibodi Covid-19 Meningkat Setelah Empat Bulan Sembuh
Covid-19(Medcom.id)

Jumlah antibodi covid-19 dalam tubuh lebih dari 90 persen pasien sembuh di Islandia meningkat setelah empat bulan, demikian hasil kajian sejumlah ilmuwan yang terbit Selasa (1/9).

Baca juga : https://mediaindonesia.com/read/detail/305551-indonesia-produksi-antibodi-dari-plasma-pasien-covid-19

Beberapa kajian sebelumnya memperlihatkan jumlah antibodi dalam tubuh pasien turun drastis setelah terserang covid-19. Temuan itu membuat banyak pihak mempertanyakan berapa lama waktu yang ditubuhkan tubuh untuk mengembangkan sistem imun terhadap virus korona jenis baru itu (SARS-CoV-2).

Temuan baru itu kemungkinan berpengaruh terhadap pemahaman mengenai risiko penularan kembali serta daya tahan vaksin, kata peneliti dan kepala deCode Genetics, lembaga yang mengadakan penelitian tersebut.

Sejumlah ilmuwan dari deCode Genetics memeriksa jumlah antibodi pada lebih dari 30.000 penduduk Islandia demi mendapatkan data mengenai seberapa banyak warga setempat yang terjangkit covid-19 serta mendalami sistem kekebalan tubuh setelah terjangkit penyakit itu.

Hasilnya, ilmuwan memprediksi sekitar satu persen populasi di Islandia positif tertular covid-19. Dari jumlah itu, 56 persen di antaranya menerima konfirmasi positif covid-19 setelah menjalani tes usap PCR.

Sementara itu, 14 persen lainnya merupakan kontak erat pasien covid-19 dan telah menjalani karantina. Dari 30 persen sisanya, peneliti menemukan mereka pernah tertular virus.

Dari total 1.215 pasien yang terkonfirmasi positif covid-19, jumlah antibodi dalam tubuh 91 persen pasien naik pada waktu dua bulan setelah menjalani tes dan dalam kondisi stabil, terang para peneliti dalam hasil studinya.

Temuan baru itu telah terbit di jurnal kesehatan, The New England Journal of Medicine. Hasil penelitian itu hanya terpusat pada populasi di Islandia sehingga temuan itu belum tentu sama dengan penduduk dengan ragam kondisi di negara lain.

Walaupun demikian, penelitian itu menunjukkan tes antibodi dapat memperlihatkan prevalensi yang cukup tepat dari penularan virus, kata Stefansson.

Kolom editorial yang terbit bersamaan dengan hasil penelitian menegaskan sejauh ini masih belum jelas apakah antibodi pasien sembuh dapat mencegah risiko penularan kembali.

Namun, kolom editorial itu meyakini tes antibodi merupakan alternatif yang cukup efektif dari segi biaya, dan kemungkinan dapat menjadi alat yang dapat lebih baik mengetahui kondisi masyarakat di negara-negara yang telah membuka kembali sekolah serta aktivitas ekonominya. (OL-12)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya