Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Krisis Politik, Serangan di Mali Tewaskan 5 Anggota Militer

Faustinus Nua
03/8/2020 10:10
Krisis Politik, Serangan di Mali Tewaskan 5 Anggota Militer
Ilustrasi: Warga melihat bekas penyerangan di Desa Dogon, Mali(AFP)

KRISIS politik di Mali kembali berlanjut dengan protes-protes yang berujung pada penyerangan kepada militer. Pada Minggu (2/8), terjadi dua serangan yang menewaskan lima tentara di Mali tengah.

Pihak militer melaporkan lima tentara tewas dan lima lainnya luka-luka dalam serangan terhadap konvoi militer dan serangan artileri di sebuah kamp. Kedua serangan itu dituduh dilakukan oleh para pejihad di Mali tengah.

Serangan tersebut membuat negara makin terperosok dalam krisis politik yang panjang. Hal itu juga memicu keprihatinan internasional, lantaran sejumlah pemimpin negara Afrika tidak dituruti oposisi Mali.

Sebelumnya, pertumpahan darah juga terjadi setelah jihadis menyerang konvoi militer. Serangan itu juga terjadi di Mali tengah dan menewaskan 24 tentara.

Jihadis melancarkan pemberontakan di Mali utara pada 2012, sejak itu menyebar ke pusat negara Sahel yang miskin dan ke negara tetangga Burkina Faso dan Niger meskipun ada ribuan tentara Perancis dan PBB.

Baca juga:  ECOWAS Minta 31 Anggota Parlemen Mali Mundur

Serangan terakhir terjadi ketika Presiden Ibrahim Boubacar Keita didesak untuk mundur. Pihak oposisi memprotes atas konflik jihadis yang brutal serta kondisi ekonomi yang buruk ditambah korupsi.

Ketegangan diperparah setelah pada bulan April Mahkamah Konstitusi membatalkan 30 hasil dari pemilihan parlemen. Langkah itu dinilai menguntungkan partai Presiden Keita.

Lantas, oposisi dan masyarakat yang disebut Gerakan 5 Juni (M5-RFP) terus mendesak mundurnya Keita, meskipun ada dua misi mediasi oleh blok regional ECOWAS yang menyarankan pemerintah persatuan baru dan sebuah resolusi untuk pertengkaran pemilu itu. M5-RFP mengatakan akan melanjutkan tindakan pemberontakan sipil pada Senin setelah mengamati gencatan senjata untuk Idul Adha.(France24/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya