Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PERDANA Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Selasa (28/7), mengungkapkan kekhawatirannya terkait ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang terus berlanjut.
Dalam dialog virtual Dewan Atlatik, Lee mengatakan harapannya bahwa ketegangan bisa berakhir setelah pilpres AS, November nanti. Mengingat hubungan AS-Tiongkok selalu dijadikan bagian dari kampanye seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Secara historis, dalam tahun-tahun pemilihan presiden, hubungan AS-Tiongkok selalu terjerat dalam kampanye presiden. Dan setelah itu, setelah beberapa waktu ketika pemerintahan baru menetap, Anda mulai memahami seperti apa, sebenarnya dunia ini seperti apa dan keadaan mulai tenang," kata Lee seperti dilansir CNA.
Baca juga: Zuckerberg Minta AS Perbaharui Aturan untuk Internet
Meski demikian, situasi kali ini, menurutnya, sedikit berbeda. Lee tidak begitu yakin hubungan dua negara adikuasa itu bisa kembali membaik, lantaran keadaan di lapangan sudah jauh dari sekadar kampanye politik.
Ia pun menyayangkan konsensus bipartisan tentang memperlakukan Tiongkok sebagai ancaman sangat luar biasa.
"Dan saya khawatir ini akan berlanjut melewati pemilu dan jika itu terjadi, saya pikir ini pertanda buruk bagi dunia," ungkap Lee.
Pemerintahan Trump sering bentrok dengan Tiongkok di berbagai bidang seperti klaim teritorial, peralatan telekomunikasi dan yang terbaru, penanganan pandemi dan UU Hong Kong. Namun, bila Biden yang memenangkan pilpres juga diperkirakan akan memihak sekutu dalam menghadapi Tiongkok.
Lee menyebut keadaan hubungan AS-Tiongkok saat ini sebagai situasi yang tidak menguntungkan. Kedua negara saling membalas tindakan dan kemudian menyebar ke semua aspek hubungan mereka.
"Adalah normal di antara dua kekuatan bahwa Anda akan memiliki area kontradiksi dan area di mana Anda dapat bekerja sama. Tapi saya pikir hal-hal yang telah berkembang selama beberapa tahun terakhir, Anda memiliki banyak bidang di mana tidak hanya ada kontradiksi, tetapi juga ketidakpercayaan yang mendalam, dan ini korosif yang membuat hubungan yang sangat sulit menjadi sangat berbahaya," kata Lee.
Lee pun memberi saran terkait kekhawatirannya itu. Menurutnya, kedua negara perlu menstabilkan hubungan, mengembangkan konsensus bipartisan mengenai hubungan AS-Asia, dan menemukan cara untuk kembali ke Kemitraan Trans-Pasifik, pakta perdagangan multilateral yang ditarik oleh pemerintahan Trump. (OL-1)
Selain pelatihan intensif, peserta juga mendapat kursus Bahasa Mandarin gratis sebagai persiapan keberangkatan.
Pengamat Nilai Indonesia akan Mengutamakan Market BRICS Dibanding AS
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Presiden Emmanuel Macron menyerukan agar negara-negara Eropa mengurangi ketergantungan ganda terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
ByteDance, perusahaan induk Tiktok asal Tiongkok yang memiliki aplikasi video pendek populer tersebut, dilaporkan tengah mengembangkan aplikasi alternatif khusus untuk pasar AS.
Penyidik sudah tiga kali memanggil Riza Chalid untuk diperiksa dalam perkara ini, namun tidak dipenuhi.
Menko Kumhamipas Yusril Ihza Mahendra mengatakan proses ekstradisi tersangka kasus e-KTP, Paulus Tannos perlu waktu. Singapura menganut hukum anglo saxon, berbeda dengan Indonesia
PERSIDANGAN ekstradisi buron dalam kasus dugaan korupsi proyek KTP-E, Paulus Tannos alias Tjhin Thian Po, belum menghasilkan putusan.
Suryopratomo mengatakan, perlawanan Tannos membuat proses ekstradisi tidak akan berjalan cepat. Sidang dimulai lagi dengan agenda mendengarkan saksi dari kubu Tannos, pada 7 Juli 2025.
Jika mengacu pada jadwal persidangan, Supratman memperkirakan m pada 25 Juni seharusnya sudah keluar hasil putusan sidang.
Percepatan pemulangan Tannos itu merupakan komitmen perjanjian ekstradisi yang telah dibuat oleh pemerintah Indonesia dan Singapura.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved