Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

ABCDE Buka Jalan Ribuan Anak Muda ke Kampus di Tiongkok dan Taiwan

M Ilham Ramadhan Avisena
12/7/2025 02:33
ABCDE Buka Jalan Ribuan Anak Muda ke Kampus di Tiongkok dan Taiwan
Kesempatan melanjutkan pendidikan ke luar negeri kini makin terbuka bagi generasi muda Indonesia. Melalui program besutan ABCDE, sebanyak 1.000 warga Indonesia ditargetkan bisa menempuh pendidikan di Tiongkok dan Taiwan.(Dok. ABCDE)

KESEMPATAN melanjutkan pendidikan ke luar negeri kini makin terbuka bagi generasi muda Indonesia. Melalui program besutan ABCDE, sebanyak 1.000 warga Indonesia ditargetkan bisa menempuh pendidikan di Tiongkok dan Taiwan

Program itu diinisiasi oleh Aristia Chen Founder ABCDE sekaligus CMO Mazuta Group, yang terinspirasi dari perjalanan pribadinya saat menempuh studi di Taiwan.

"Program ini dapat memberikan kualitas hidup bagi generasi muda yang lebih baik melalui pendidikan, terutama bagi mereka yang berminat kuliah di Tiongkok dan Taiwan," ujar Aristia dikutip dari siaran pers, Jumat (11/7).

Ia mengakui pendidikan punya kekuatan besar meskipun dirinya sendiri tidak sempat menuntaskan studi formal di luar negeri.

"Karena kondisi tertentu, saya harus berhenti di tengah jalan. Meskipun tidak dapat menuntaskan pendidikan formal, saya menyadari bahwa pendidikan memiliki kekuatan untuk membuka banyak pintu kesempatan," kata Aristia. 

ABCDE tak hanya menawarkan beasiswa, tetapi juga menyusun proses seleksi dan pendampingan yang komprehensif. Di batch pertama, sebanyak 150 peserta akan mengikuti bootcamp intensif dan disaring menjadi 20 penerima sertifikasi nasional, serta 5–10 orang yang akan didanai penuh untuk studi ke luar negeri. 

Selain pelatihan intensif, peserta juga mendapat kursus Bahasa Mandarin gratis sebagai persiapan keberangkatan.

"Berbeda dari program sejenis, ABCDE tidak hanya memberikan wawasan, tapi juga menyediakan proses seleksi yang menjadi ajang pengembangan diri, mulai dari bootcamp intensif, sertifikasi nasional resmi, hingga kursus Bahasa Mandarin secara komprehensif dan gratis," jelas Aristia.

Pemilihan Tiongkok dan Taiwan sebagai tujuan utama bukan tanpa alasan. Selain biaya kuliah yang kompetitif, kedua negara menunjukkan kemajuan signifikan dalam sektor pendidikan dan riset.

"Selain itu, ada peningkatan investasi Tiongkok terhadap research and development atau riset dan pengembangan (R&D) dari 2020 hingga 2024. Institusi pendidikan tinggi menggunakan 8,3% anggaran untuk R&D sebesar 275,33 miliar yuan," tambahnya.

Proses pendaftaran dilakukan secara online melalui Google Form dengan commitment fee sebesar Rp500 ribu yang akan dikembalikan jika peserta hadir minimal 80% selama pelatihan. 

Program tersebut terbuka bagi lulusan SMA/SMK sederajat yang belum memiliki gelar sarjana, berusia produktif, memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun, dan tidak sedang menerima beasiswa lain.

"Sedangkan, target penerima beasiswa degree atau non-degree, antara lain lulusan SMA/SMK/Sederajat, Warga Negara Indonesia, belum bergelar Sarjana (S1)/Sarjana Terapan (D4), memiliki pengalaman bekerja minimal 2 tahun setelah lulus SMA, serta tidak sedang menerima beasiswa lain pada saat mendaftar dan selama periode menerima beasiswa ini," kata Aristia. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya