Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Ilmuwan Italia sedang meneliti penampakan misterius es glasial berwarna merah muda di Pegunungan Alpen yang diduga disebabkan alga. Yang mengkhawatirkan, hal tersebut ditengarai merupakan efek perubahan iklim, seperti dilansir Guardian.
Asal alga masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, namun Biagio Di Mauro dari Dewan Riset Nasional Italia mengatakan, salju merah muda yang terlihat di bagian gletser Presena sepertinya disebabkan tanaman yang sama dengan fenomena serupa di Greenland.
"Alga ini tidak berbahaya. Ini adalah fenomena alami yang terjadi selama musim semi dan musim panas di kawasan lintang tengah dan juga kutub," kata Di Mauro, yang mempelajari alga di gletser Morteratsch, Swiss.
Tanaman yang bernama latin Ancylonema nordenskioeldii juga terdapat di daerah Greenland yang disebut dark zone. Di daerah ini, es juga mencair.
Baca juga: Gletser di Alpen Cair pada 2100
Normalnya, es memantulkan lebih dari 80% radiasi matahari ke atmosfer, namun keberadaan alga membuat warna es lebih gelap sehingga menyerap panas dan mencair lebih cepat.
Munculnya alga menyebabkan es mencair lebih cepat. Hal inilah yang terjadi pada es di Passo Gavia Pegunungan Alpen yang berada pada ketinggian 2.618 meter (8.590 kaki).
"Segala sesuatu yang menggelapkan salju menyebabkan salju mencair karena mempercepat penyerapan radiasi," kata Di Mauro.
"Kami sedang mencoba untuk mengukur efek dari fenomena lain selain manusia pada pemanasan bumi yang berlebihan," kata Di Mauro. Ia menambahkan, kehadiran pejalan kaki dan sky lift juga dapat berdampak pada alga.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Pencairan gletser akibat perubahan iklim terbukti dapat memicu letusan gunung berapi yang lebih sering dan eksplosif di seluruh dunia.
Kemah pengkaderan ini juga mengangkat persoalan-persoalan lingkungan, seperti perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Fenomena salju langka menyelimuti Gurun Atacama, wilayah terkering di dunia, menghentikan sementara aktivitas observatorium ALMA.
Dalam serangkaian lokakarya yang digelar selama lima hari tersebut, para musisi membahas akar penyebab krisis iklim, peran seni dan budaya dalam mendorong perubahan nyata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved