Korsel-AS Pertegas Komitmen Perdamaian

AFP/Nur/I-1
26/6/2020 05:04
Korsel-AS Pertegas Komitmen Perdamaian
Ilustrasi -- Presiden AS Donald Trump bersama dengan Presiden Korsel Moon Jae-in(AFP)

KOREA Selatan dan Amerika Serikat (AS), kemarin, menegaskan kembali komitmen mereka untuk mempertahankan perdamaian yang diperjuangkan dengan keras di Semenanjung Korea yang terbagi dua ketika menandai peringatan ke-70 pecahnya Perang Korea.

Komunis Korea Utara menyerbu Korea Selatan yang didukung AS pada 25 Juni 1950, yang memicu perang tiga tahun yang menewaskan jutaan orang.

Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata yang tidak pernah digantikan perjanjian perdamaian dan meninggalkan Semenanjung Korea dibagi Zona Demiliterisasi. Kedua negara, baik Korea Selatan maupun Korea Utara, secara teknis masih berperang.

“Pada hari ini, pada 1950, aliansi militer AS-Republik Korea lahir dari kebutuhan dan ditempa dengan darah,” kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan mitranya dari Korea Selatan Jeong Kyeong-doo dalam sebuah pernyataan bersama.

Kementerian Pertahanan Seoul mengatakan jumlah korban jiwa dari konflik militer itu sebanyak 520.000 dari Korea Utara, 137.000 dari Korea Selatan, dan 37.000 dari Amerika.

Hubungan Seoul dengan Washington menegang dalam beberapa tahun terakhir karena tuntutan pemerintahan Trump agar Korea membayar lebih untuk biaya penjagaan 28.500 tentara AS di Semenanjung Korea untuk melindungi Korea Selatan dari tetangganya yang bersenjata nuklir.

Mempertahankan perdamaian

Kendati demikian, kata pernyataan bersama tersebut, AS tetap berkomitmen untuk mempertahankan perdamaian di Semenanjung Korea.

Peringatan 70 tahun tersebut terjadi ketika hubungan antar Korea tetap membeku setelah pemulihan hubung an kedua negara pada 2018 yang membawa pada tiga pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Korea Utara memiliki sejarah konflik yang berbeda yang dikenal sebagai Perang Pembebasan Tanah Air yang Kemenangan dan menegaskan bahwa mereka diserang terlebih dahulu, sebelum dilancarkan dengan serangan balasan.

Pada Rabu (24/6), Kim menangguhkan rencana aksi militernya yang ditujukan ke Korea Selatan setelah Korut meningkatkan ketegangan pekan lalu dengan menghancurkan kantor penghubung antar-Korea. (AFP/Nur/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya