Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
KETIKA pasar malam di Jepang perlahanlahan dibuka kembali, sekelompok operator taman bermain telah merilis pedoman bersama tentang cara beroperasi yang aman di tengah ancaman virus korona baru atau covid-19.
Di antara rekomendasi itu, para pengunjung akan diminta mengenakan masker setiap saat dan menahan diri untuk berteriak saat bermain rollercoaster dan wahana lainnya.
“’Hantu’ yang bersembunyi di rumah hantu juga harus menjaga jarak yang aman dari ‘korban’ mereka,” bunyi pedoman tersebut.
Tak hanya itu, staf taman bermain, termasuk mereka yang berpakaian seperti boneka binatang dan pahlawan super, tidak boleh berjabat tangan atau melakukan high-five (tos) dengan penggemar mereka dan tetap melakukan jaga jarak. “Atraksi virtual reality juga tidak boleh beroperasi, kecuali kacamata khusus yang digunakan bisa sepenuhnya dibersihkan,” kata pedoman tersebut.
Selain itu, para penjual akan diminta untuk tidak mengeluarkan mainan atau sampel makanan bagi anak-anak yang memungkinkan mereka menyentuh, bermain, atau memakannya.
“Pedoman tersebut tidak akan membuat infeksi menjadi nol, tetapi akan mengurangi risiko infeksi,” aku operator taman bermain.
Taman bermain yang paling terkenal di Jepang, Tokyo Disneyland dan Universal Studios Japan di Osaka, tetap ditutup tanpa tanggal yang ditetapkan untuk dibuka kembali.
Menurun tajam
Akan tetapi, pada Senin (25/5), Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah mencabut status keadaan darurat nasional setelah melihat adanya penurunan yang tajam dalam jumlah kasus virus korona di negara itu.
Para warga dan perusahaan pun diminta beradaptasi dengan ‘kenormalan baru’ di era virus korona, termasuk mengenakan masker dan menjaga jarak sosial. (AFP/Nur Aivanni/I-1)
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved