Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERAYAAN Idulfitri kali ini terasa berbeda bagi warga Arab Saudi. Di tengah pandemi covid-19, mereka harus terjebak dalam aturan jam malam yang diterapkan di seluruh negeri.
Malam jelang Idulfitri biasanya menjadi malam tersibuk dengan jalanan yang ramai, mal dan pusat perbelanjaan dipadati pengunjung. Warga Arab Saudi kerap membeli kebutuhan Lebaran pada menit terakhir.
Masyarakat biasanya juga memadati toko permen, tempat pangkas rambut dan salon, yang buka sepanjang malam, demi melayani pelanggan yang ingin tampil prima pada hari pertama Idulfitri.
Baca juga: Taliban Umumkan Gencatan Senjata Selama Idul Fitri
Namun tahun ini, kemeriahan Idulfitri tidak terlihat di jalanan. Pandemi covid-19 membuat suasana menjadi sepi. Tidak ada lagi antrean panjang di luar toko cokelat dan salon, yang terpaksa tutup.
Kendati demikian, warga Saudi telah menemukan cara untuk memastikan perayaan Idulfitri tidak berakhir dengan rasa kecewa. Amal Al-Thobaiti, seorang warga Jeddah, mengatakan dirinya berupaya untuk merayakan Idulfitri di tengah pandemi.
Dia bersama keluarganya membuat dekorasi Idulfitri, menyiapkan menu sarapan yang bervariasi, dan memesan cokelat secara daring. "Saya juga memesan hadiah untuk keluarga secara daring," tutur Al-Thobaiti.
Baca juga: Dubes Tiongkok Ucapkan Selamat Idulfitri untuk Indonesia
Berbelanja daring juga dilakukan seorang penjual bunga bernama Hadeel Ezmirli. "Saya percaya bahwa membeli barang baru akan mengubah suasana hati kita. Saya ingin setidaknya merasakan suasana Idulfitri, meskipun saya akan pulang," ucap Ezmirli.
Sementara itu, warga lainnya bernama Shayma Al-Sheikh, juga membuat rencana di hari kemenangan untuk bermain gim, menonton film dan menikmati album lama bersama keluarga. Dan Malak dari Riyadh, menyebut dia dan saudaranya menyiapkan perayaan yang sederhana di rumah.
"Kami menjadi lebih bersemangat dari biasanya tahun ini. Karena kami fokus untuk menciptakan suasana Idulfitri yang sesungguhnya di rumah saat lockdown," katanya.(ArabNews/OL-11)
Kasus penyakit autoimun mengalami peningkatan setelah pandemi covid-19. Hal ini diungkapkan oleh seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi
JUMLAH total kasus covid-19 di Jawa Barat, saat ini mencapai 427 kasus. Daerah dengan penjangkitan tertinggi ialah Kota Depok dengan 66 kasus, dan Kota Bandung sebanyak 63 kasus.
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya terus berusaha melakukan antisipasi terkait lonjakan kasus Covid-19 yang kembali muncul di Jawa Barat.
Namun, pascapandemi kondisi perkembangan angka kemiskinan secara bertahap terus membaik.
Melalui Dinas Kesehatan, Kota Bandung kini memperkuat seluruh lini kesiapsiagaan demi melindungi warganya.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
"Yang paling rawan justru pada saat itu, di hari lebaran itu. Makanya, PSBB oleh Pemprov itu perlu dievaluasi secara komprehensif."
"Salat Idulfitri yang lazimnya dilaksanakan berjamaah di masjid atau di lapangan, agar dilakukan bersama keluarga di rumah."
Imbauan tidak menggelar salat Idulfitri 2020 tersebut sesuai kesepakatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok dengan Forkaminda Kota Depok.
Dalam pembagian bansos kedua, Pemprov DKI hanya memfokuskan ke wilayah Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu. Sisanya, dibantu oleh Kementrian Sosial.
Dalam aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu kota, dilarang adanya pengumpulan warga dalam kegiatan beribadah. Hal itu untuk mencegah penularan covid-19.
Airin menambahkan guna mencegah kesalahpahaman, pihaknya menggandeng MUI dan Kementerian Agama untuk menjelaskan kepada masyarakat tentanf pelaksanaan salat id ditengah pandemi Covid-18.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved