Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

India Perpanjang Lockdown hingga 31 Mei

Haufan Hasyim Salengke
19/5/2020 01:15
India Perpanjang Lockdown hingga 31 Mei
(AFP)

INDIA memperpanjang karantina wilayah atau lockdown mereka secara nasional hingga 31 Mei 2020. Kebijakan itu diambil karena jumlah kasus penyebaran virus korona baru (covid-19) di India hingga kini masih tinggi dan menginfeksi lebih dari 90 ribu orang.

Sebagian besar sekolah, mal atau pusat belanja, dan tempat umum lainnya tetap ditutup. Namun, ada opsi pelonggaran khusus di daerah yang memiliki jumlah kasus rendah, menurut Kementerian Dalam Negeri India, Minggu (17/5). “Pedoman baru telah memungkinkan relaksasi yang besar dalam pembatasan lockdown,” kata kementerian itu dalam sebuah cicitan mereka di media sosial.

Pelonggaran itu hanya diizinkan di zona oranye atau hijau, daerah yang tidak memiliki jumlah kasus covid-19 yang tinggi. Pembatasan ketat tetap berlanjut di zona merah, yang dianggap sebagai hotspot dari wabah. Untuk diketahui, negara tersebut telah membagi wilayah ke dalam tiga zona kode warna.

Setidaknya ada lima negara bagian, yaitu Telangana, Maharashtra, Punjab, Tamil Nadu, dan Mizoram, telah memperpanjang lockdown hingga 31 Mei sebelum pengumuman dilakukan pemerintah federal pada Minggu.

India melaporkan lebih banyak kasus covid-19 daripada Tiongkok. Namun, kasus kematian di India yang tercatat sebesar 2.872 masih jauh lebih rendah daripada Tiongkok sebanyak 4.600. Penertiban kegiatan masyarakat dan transportasi selama pandemi sempat memicu krisis bagi ratusan juta orang India yang bergantung pada upah harian untuk bertahan hidup.

Dengan tidak adanya pekerjaan dan sedikit angkutan umum, banyak migran perkotaan yang berusaha untuk kembali ke desa dengan berjalan kaki atau menumpang di belakang truk. Di Rajkot, Negara Bagian Barat Gujarat, lebih dari 1.500 pekerja migran memblokade jalan, merusak lebih dari selusin kendaraan, dan melemparkan batu ke polisi pada Minggu setelah dua kereta khusus yang seharusnya membawa mereka pulang dibatalkan. 


Hampir tumbang

Di Sao Paolo, Wali Kota Sao Paulo Bruno Covas mengatakan sistem kesehatan di kota itu bisa runtuh akibat lonjakan kebutuhan atau permintaan tempat tidur darurat.

“Kapasitas rumah sakit umum di kota itu telah terisi mencapai 90% dan bisa kehabisan ruang dalam waktu sekitar dua minggu,” ujar Covas.

Sao Paulo ialah salah satu daerah yang paling terpukul oleh covid-19 di Brasil, dengan hampir 3.000 kematian sejauh ini. Brasil menyalip Spanyol dan Italia untuk menjadi negara dengan jumlah infeksi terbesar keempat. Kementerian Kesehatan melaporkan 7.938 kasus baru dalam 24 jam terakhir, dengan total di atas 241 ribu.

Jumlah korban tewas di Brasil dalam 24 jam terakhir ialah 485 orang, yang berarti jumlah total kematian sudan mencapai 16.118 orang--angka tertinggi kelima di dunia. Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, menentang anjuran kesehatan global tentang social distancing pada Minggu dengan melakukan foto-foto dengan para pendukung dan anak-anak di ibu kota Brasil, Brasilia. Bolsonaro meremehkan covid-19 sebagai ’flu kecil’ dan mengatakan penyebaran virus korona tidak bisa dihindari. (France24/ Hym/BBC/Xinhua/Nur/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya