Covid-19: Lonjakan Kematian Dilaporkan di Yaman

Haufan Hasyim Salengke
15/5/2020 08:45
Covid-19: Lonjakan Kematian Dilaporkan di Yaman
Seorang pejuang yang setia pada pemberontak Huthi Yaman, terlihat mengenakan masker wajah di Ibu Kota Yaman, Sanaa, Kamis (14/5).(AFP/MOHAMMED HUWAIS)

PENINGKATAN dramatis dalam jumlah orang yang meninggal dengan gejala mirip virus korona baru (covid-19) dilaporkan di Kota Aden, Yaman selatan.

Mengutip angka resmi, organisasi nonpemerintah internasional Save the Children mengatakan setidaknya sudah ada 380 kematian dalam sepekan terakhir.

Dikhawatirkan jumlah kasus covid-19 mungkin jauh lebih tinggi dari beberapa lusin yang telah dikonfirmasi.

Situasi sangat mengkhawatirkan karena sistem kesehatan Yaman telah hancur oleh perang saudara selama bertahun-tahun dan persediaan ventilator sangat terbatas.

Save the Children mengatakan beberapa profesional kesehatan tidak memiliki alat pelindung diri menolak untuk pergi bekerja.

“Beberapa rumah sakit telah ditutup, dan orang-orang sekarat karena mereka tidak bisa mendapatkan perawatan,” ujar organisasi kemanusiaan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: AS Tuding Beijing Mencoba Curi Vaksin Covid-19

Direktur Program Save the Children di Yaman, Mohammed Alshamaa, mengatakan mereka mendengar famili yang kehilangan dua atau tiga anggota keluarga mereka dalam beberapa pekan terakhir.

"Tim kami di lapangan melihat bagaimana orang-orang diusir dari rumah sakit, terengah-engah atau bahkan pingsan. Orang-orang sekarat karena mereka tidak bisa mendapatkan perawatan yang biasanya menyelamatkan hidup mereka," ujarnya.

"Ada pasien yang berjuang datang dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain tetapi belum bisa diterima."

Peningkatan jumlah orang yang meninggal setelah menunjukkan gejala seperti masalah pernapasan, demam, dan kelemahan menimbulkan kekhawatiran infeksi covid-19 mungkin jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan di Aden, kata organisasi itu.

Ada kekhawatiran wabah covid-19 bisa menjadi bencana di Yaman, negara yang sudah bertahun-tahun menderita karena perang.

Hanya ada 500 ventilator di negara ini, dan hanya empat laboratorium yang dapat menguji virus korona baru, kata Save the Children.

Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia menempatkan jumlah infeksi yang dikonfirmasi hanya 72, dengan 13 kematian, tetapi laporan terbaru menunjukkan angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. (BBC/A-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya