Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Data Ekonomi Masih Suram, Dolar AS Terpantau Menguat

Mediaindonesia.com
24/4/2020 09:00
Data Ekonomi Masih Suram, Dolar AS Terpantau Menguat
Seorang warga melintasi layar besar yang menampilkan bendera Amerika Serikat (AS).(AFP/Brendan Smialowski)

NILAI tukar dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang utama global pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Padahal, pelaku pasar tengah mempertimbangkan data ekonomi yang suram di Negeri Paman Sam.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,04% menjadi 100,43 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi US4 1,078 dari US$ 1,082 pada sesi sebelumnya.

Baca juga: Pengurangan Produksi Dipercepat, Harga Minyak Perlahan Naik

Kemudian, pound Inggris naik menjadi US$ 1,235 dari US$ 1,231 pada sesi sebelumnya. Pergerakan dolar Australia menguat menjadi US$ 0,638 dari US$ 0,632. Adapun, dolar AS dibeli 107,60 yen Jepang, atau lebih rendah dari 107,71 yen Jepang pada sesi sebelumnya.

Dolar AS juga terpantau naik menjadi 0,9761 franc Swiss dari 0,9721 franc Swiss. Namun, dolar AS jatuh ke 1,4047 dolar Kanada dari sebelumnya 1,4185 dolar Kanada.

Berdasarkan data ekonomi, tingkat pengangguran awal AS diklaim mencapai 4,4 juta pada pekan lalu. Tambahan klaim itu menyebabkan angka pengangguran menjadi lebih dari 26 juta dalam lima minggu terakhir. Kondisi yang memperparah dampak ekonomi akibat pandemi covid-19.

Baca juga: Dolar AS Anjlok, Tertekan Data Pengangguran dan Stimulus The Fed

Sejumlah perusahaan di AS mengisyaratkan penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pergerakan sektor manufaktur dan jasa mencatat kontraksi produksi di tengah pandemi covid-19. Itu berdasarkan laporan penyedia informasi global yang berbasis di London, IHS Markit.

Pada Kamis waktu setempat, Indeks Manajer Pembelian (PMI) awal untuk sektor manufaktur dari IHS Markit turun menjadi 36,9 per April dari 48,5 pada Maret lalu. Sementara itu, PMI sektor jasa jatuh menjadi 27 pada bulan ini dari sebelumnya 39,8 per Maret.(Ant/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik