Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETIKA sebagian besar pekerja di dunia terjebak dalam kebijakan penguncian wilayah (lockdown) akibat pandemi covid-19, Malawi malah menolak tren tersebut.
Tepatnya setelah pengadilan memblokir upaya pembatasan gerak masyarakat di Malawi. Putusan itu membuat banyak warga merasa lega.
"Seandainya lockdown diterapkan, kita pasti akan mati karena kelaparan dan bukan karena virus korona," cetus penjual pakaian bekas, Thom Minjala, seusai mendengar kabar tersebut.
Baca juga: Malawi Berlakukan Lockdown Selama 21 Hari
Sejauh ini, Malawi mengonfirmasi 17 kasus positif covid-19, termasuk 2 kasus kematian. Kendati demikian, Presiden Malawi, Peter Mutharika, memperingatkan tanpa kebijakan lockdown, wabah covid-19 dapat membunuh sekitar 50 ribu orang.
Mayoritas warga Malawi hidup dengan biaya kurang dari satu dolar per hari. Mereka mencari nafkah dari aktivitas perdagangan informal atau pekerjaan sambilan yang berpenghasilan rendah.
"Tentu saja, kami takut dengan penyakit itu, tetapi ketakutan nomor satu kami adalah kelaparan," ucap Minjala dengan lirih. "Kami tidak punya uang untuk ditabung. Apa pun yang kami hasilkan dari penjualan harian, itu lah yang menjadi uang makan kami," tambahnya.
Tidak lama setelah Presiden Malawi mengumumkan kebijakan lockdown, sejumlah pedagang turun ke jalan sebagai aksi protes. Koalisi Pembela Hak Asasi Manusia pun bergegas ke pengadilan dan mendapatkan perintah tujuh hari untuk menghentikan lockdown. Mereka menuding pemerintah melakukan "pendekatan yang sembrono".
Baca juga: WHO Minta Seluruh Negara Perbanyak Tes Covid-19
"Apa yang kami inginkan adalah keseimbangan hak asasi manusia saat memerangi pandemi. Lockdown itu mungkin dilakukan dengan langkah yang masuk akal dan bukan tindakan sembrono untuk mencegah kebebasan orang," seru pemimpin koalisi, Gift Trapence.
Bagi George Mithengo, seorang penjual di pasar utama Blantyre, berpendapat pemerintah seharusnya melakukan tindakan seperti negara lain, yakni menyediakan bantuan pangan bagi warga miskin.
"Tapi di sini pemerintah hanya bisa menyatakan lockdown. Bagaimana mereka mengharapkan kita untuk bertahan hidup? Kita bisa mati di rumah sendiri," pungkasnya.(France24/OL-11)
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Waktu aktivitas fisik malah berkurang lebih dari 2 jam per minggu dan jumlah sayuran yang dikonsumsi tidak berubah.
“Penurunan social jetlag terkait dengan peningkatan kualitas tidur. Namun, dalam sampel kami, kualitas tidur keseluruhan menurun,” kata pemimpin penelitian, Christine Blume.
Hewan peliharaan mereka membantu mereka saat penguncian wilayah dan 96% mengatakan hewan peliharaan mereka membantu mereka tetap bugar dan aktif.
BEKERJA dari rumah (work from home/WFH) di saat pandemi covid-19 bisa membuat orang sakit tenggorokan.
Bek Manchester City Kyle Walker meminta maaf setelah melanggar aturan lockdown dengan menggelar pesta bersama dua pekerja seks komersial di rumahnya, Cheshire.
Hingga kini, 16 orang dipastikan positif covid-19 di Malawi, mayoritas di kota utama Blantyre dan Lilongwe.
Malawi menjadi negara Afrika pertama yang membuka kedutaan besar untuk Israel di Jerusalem.
Menteri Tenaga Kerja Malawi memecat Ken Kandodo mengalihkan dana covid-19 senilai US$800 untuk membayar perjalanan pemerintah
"Jangan biarkan tersangka, betapa pun berkuasanya dia, betapaun kaya, atau koneksinya, untuk dilindungi dari hukum."
Ilmuwan WWA menggunakan pengamatan cuaca dan simulasi komputer untuk membandingkan pola curah hujan di bawah iklim saat ini dengan daerah praindustri, sebelum pemanasan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved