Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETIDAKHADIRAN diran pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang mencolok dalam peringatan ulang tahun kelahiran kakeknya, Kim Il Sung, minggu ini menimbulkan spekulasi. Para analis menilai ia ingin mempertegas otoritasnya sendiri atas warisan keluarganya.
Ulang tahun 15 April pendiri Korea Utara adalah perayaan paling penting dari kalender politik tahunan negara bersenjata nuklir. Hari kelahirannya juga dikenal sebagai Hari Matahari.
Warga Korea Utara diajari sejak lahir untuk menghormati Kim Il Sung dan putra serta penggantinya, Kim Jong Il, ayah dari pemimpin saat ini. Semua orang dewasa memakai lencana bergambar satu atau kedua pria tersebut.
Tetapi ketidakhadiran Kim dalam laporan resmi peringatan tahun ini membuat para analis berspekulasi dia ingin menjauhkan diri dari 'kultus kepribadian’ yang mengelilingi dinasti yang berkuasa di negara itu.
Kantor berita KCNA tidak menyebutkan nama Kim dalam laporan Kamis (16/4) ketika mengulas pejabat-pejabat senior yang mengunjungi Istana Kumsusan untuk memberikan ‘penghargaan tertinggi’ kepada mendiang dua pemimpin.
Padahal sejak mewarisi kekuasaan pada 2011, Kim selalu berziarah ke makam luas di pinggiran ibu kota di hari ulang tahun kelahiran mereka.
Baca juga: Korut Kembali Tembakkan Sejumlah Rudal
Foto-foto yang beredar Kamis di surat kabar Rodong Sinmun, corong resmi partai yang berkuasa, tidak menunjukkan kehadirannya, meskipun keranjang bunga bertuliskan namanya.
"Kim Jong-un ingin melepaskan diri dari masa lalu, serta kultus kepribadian tradisional Korea Utara," kata Ahn Chan-il, seorang pembelot dan peneliti Korea Utara di Seoul.
"Pesannya adalah masa Kim Jong Il dan Kim Il Sung sudah berakhir," ujarnya kepada AFP.
"Dia ingin menyebut dirinya sebagai pemimpin yang modern dan kompeten, bukan keturunan pendahulunya.
"Dan dia ingin secara bertahap menurunkan idolisasi mendiang dua pemimpin karena bertentangan dengan agendanya untuk mem-brand Korea Utara sebagai ‘negara normal',” tandas Ahn. (CNA/A-2)
PRESIDEN AS Donald Trump kemarin menginjakkan kakinya di wilayah Korea Utara saat bertemu pemimpin Korut Kim Jong-un di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membagi semenanjung Korea.
Kim Jong-un mengatakan sistem yang baru dikembangkan adalah 'senjata yang hebat'.
MEDIA pemerintah Korea Utara KCNA kemarin melaporkan bahwa Kim Jong-un sekali lagi mengawasi penembakan uji coba senjata ‘yang baru dikembangkan’.
Surat itu merupakan surat kedua yang diterima Trump dari Kim pada bulan lalu di tengah kebuntuan perundingan denuklirisasi antara kedua negara.
Surat dari Kim Jong-un itu mendahului peluncuran proyektil jarak pendek terbaru Korut seminggu yang lalu.
Lokasi dan kuda merupakan simbol yang terkait dengan aturan dinasti keluarga Kim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved