Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HARGA minyak turun lagi pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB, akibat wabah virus korona. Kondisi ini mendorong investor untuk menjual lebih banyak aset berisiko seperti saham dan minyak mentah, serta memarkirkan uang di tempat yang aman. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun 1,14 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi menetap pada 49,99 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 0,88 dolar AS atau 1,9 persen, dan ditutup pada 45,9 dolar AS per barel.
Kerugian minyak datang ketika OPEC setuju untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,5 juta barel per hari (bph) tambahan pada kuartal kedua, pemangkasan terdalam sejak krisis keuangan 2008. Kelompok ini membuat tindakannya tergantung pada Rusia dan negara lainnya yang bergabung. Analis dan pedagang mengatakan pasar minyak global kemungkinan kelebihan pasokan pada kuartal kedua karena permintaan merosot.
OPEC mengusulkan pengurangan baru 1,5 juta barel per hari diperpanjang hingga akhir tahun, kata sumber. Rusia sejauh ini mengindikasikan bahwa mereka akan mendukung perpanjangan daripada pengurangan produksi yang lebih dalam.
"Rusia sejauh ini telah menunda dalam melakukan pemotongan lebih banyak," kata analis Capital Economics dalam sebuah catatan.
"Negosiasi OPEC+ besok cenderung lebih kontroversial daripada pertemuan hari ini. Yang mengatakan, risiko pandemi telah meningkat pada minggu lalu, kini kami dapat membujuk Rusia untuk menyetujui pemotongan tambahan."
Rusia, yang telah bekerja sama dalam kebijakan produksi sejak 2016 dalam kelompok informal yang dikenal sebagai OPEC+ sempat ragu-ragu. Namun Rusia kemudian menyetujui pada menit terakhir. Moskow akan mengambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri OPEC+ di Wina pada Jumat (6/3). Rusia siap secara finansial untuk mengatasi penurunan harga minyak. Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan tidak memprediksi keputusan Rusia tentang pengurangan produksi yang lebih dalam.
"Dalam proyeksi kami saat ini, permintaan minyak dunia diperkirakan turun 2,7 juta barel per hari pada kuartal pertama. Ini adalah penurunan besar. Dan ini menunjukkan skala masalah yang dihadapi OPEC+," kata Ann-Louise Hittle, wakil presiden di konsultan energi Wood Mackenzie.
"Apakah Rusia akan menyetujui pemotongan itu adalah pertanyaan jutaan dolar. Mengingat sejarah kerja sama mereka dengan OPEC, kami berharap mereka akan setuju," lanjut Ann-Louise Hittle.
baca juga: Arab Saudi Laporkan Tiga Kasus Baru Virus Korona
Wabah virus korona telah membanting permintaan minyak. Prakiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak mentah pada 2020 telah dipangkas, karena operasi pabrik, perjalanan dan kegiatan ekonomi lainnya di seluruh dunia telah dikurangi. Ketua Dana Moneter Internasional mengatakan penyebaran global virus telah menghancurkan harapan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat tahun ini. Pengimpor gas utama China, PetroChina, telah menyatakan force majeure pada impor gas alam karena wabah tersebut. (OL-3)
Kekurangan pasokan bahan bakar merupakan peristiwa berkala di negara anggota OPEC.
Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa (7/4) pagi WIB), mundur kembali dari kenaikan minggu lalu setelah Arab Saudi dan Rusia menunda pertemuan dengan produsen minyak.
Kesepakatan itu bertujuan mendongkrak harga minyak dunia yang anjlok akibat lesunya permintaan global.
Harga minyak mentah dunia mencapai posisi terendah dalam dekade terakhir dipertaruhkan dengan munculnya pandemi virus korona yang berujung kerugiannya demand.
Kesepakatan itu akan melihat pemangkasan produksi pada Mei dan Juni dan diikuti pemangkasan secara bertahap hingga April 2022.
HARGA minyak goreng di Ibu Kota Negara, DKI Jakart mengalami kenaikan secara bertahap. Pandemi dan cuaca buruk jadi kambing hitam kenaikan ini.
Padahal, pada akhir Oktober (25/10), harga minyak goreng kemasan di pasar Kebayoran dibanderol Rp.17 ribu.
"Untuk mencegah adanya panic buying, kita lakukan pembatasan penjualan satu konsumen maksimal mendapatkan dua liter minyak goreng dengan harga Rp28.000 per dua liter,"
Di Pasar Cisalak di Jalan Raya Bogor, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, harga minyak goreng curah masih Rp21 ribu per liter, lebih tinggi Rp9.500.
Tingginya harga dari agen membuat pedagang belum bisa menyesuaikan harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp14 ribu per liter
Bahkan disebutkan para pedagang di pasar tersebut kesulitan mendapatkan jatah minyak goreng.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved