Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Taliban Lanjutkan Serangan terhadap Pasukan Afghanistan

Haufan Hasyim Salengke
03/3/2020 10:24
Taliban Lanjutkan Serangan terhadap Pasukan Afghanistan
Kelompok militan Taliban dan penduduk desa setempat berkumpul untuk merayakan kesepakatan.(AFP/Noorullah Shirzada )

TALIBAN melanjutkan operasi ofensif terhadap pasukan keamanan Afghanistan, untuk mengakhiri gencatan senjata sebagian. Langkah itu mendahului penandatanganan kesepakatan antara kelompok bersenjata dan Amerika Serikat (AS).

Deklarasi muncul sehari setelah Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, menyatakan dirinya melanjutkan gencatan senjata parsial. Setidaknya, sampai negosiasi antara pejabat Afghanistan dan Taliban dimulai, yang seharusnya dijadwalkan pada 10 Maret.

Gencatan senjata berlangsung selama satu pekan jelang penandatanganan perjanjian bersejarah di Doha, Qatar, Sabtu lalu. Situasi itu berlanjut selama akhir pekan.

"Pengurangan kekerasan telah berakhir sekarang dan operasi kami akan berlanjut seperti biasa," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

"Sesuai perjanjian (AS-Taliban), mujahidin kami tidak akan menyerang pasukan asing. Tetapi, operasi kami akan terus menargetkan pasukan pemerintah Kabul," imbuhnya.

Baca juga: Ghani Tolak Bebaskan Tahanan Taliban

Sementara Wakil Juru Bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Fawad Aman, mengatakan pemerintah sedang mengecek untuk mengetahui apakah gencatan senjata telah berakhir.

"Kami belum memiliki laporan tentang serangan besar di negara ini," ucap Fawad.

Sejak kesepakatan ditandatangani pada Sabtu, Taliban secara terbuka merayakan kemenangan terhadap Negeri Paman Sam.

Berdasarkan ketentuan perjanjian, pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan dalam waktu 14 bulan. Tunduk pada jaminan keamanan Taliban dan janji oleh gerilyawan untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Kabul.

Penurunan dramatis serangan karena gencatan senjata sebagian antara pasukan Taliban, AS dan Afghanistan, memberikan warga Afghanistan kesempatan langka untuk menjalani kehidupan tanpa kekerasan.

Pada Senin waktu setempat, Ghani memperingatkan gerilyawan bahwa dirinya tidak berkomitmen pada klausul penting dalam kesepakatan Doha, yang melibatkan pembebasan ribuan tahanan Taliban.(AFP/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik