Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Militer Irak Usir Demonstran dengan Peluru Tajam

Willy Haryono
26/1/2020 11:00
Militer Irak Usir Demonstran dengan Peluru Tajam
Militer Irak menembakkan gas air mata ke arah demonstran di Alun-Alun Tahrir, Baghdad.(AFP/AHMAD AL-RUBAYE)

PASUKAN keamanan Irak menyerbu situs utama gerakan protes antipemerintah di Baghdad, Sabtu (25/1). Mereka menembakkan peluru tajam dan juga gas air mata, serta menyingkirkan sejumlah tenda dan barikade beton.

Situs utama pengunjuk rasa antipemerintah di Irak ini berlokasi di dekat Lapangan Tahrir dan sebuah jembatan Sungai Tigris.

Dikutip dari BBC, sejumlah demonstran dikabarkan terluka dalam penyerbuan tersebut. Demonstrasi yang berlangsung sejak Oktober 2019 ini dipicu kekesalan warga atas maraknya korupsi di jajaran pemerintah, tingginya tingkat pengangguran dan juga buruknya fasilitas publik di seantero Irak.

Penyerbuan polisi disusul bentrokan di Baghdad ini terjadi satu hari usai terjadinya aksi menentang kehadiran pasukan Amerika Serikat di Irak. Banyak demonstran dalam unjuk rasa tersebut merupakan pendukung ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr.

Baca juga: Uni Eropa Ingin Selamatkan Perundingan Nuklir Iran

Tewasnya jenderal asal Iran Qassem Soleimani di tangan Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan intensitas aksi protes di Irak. Banyak Irak mengecam AS atas kematian Soleimani, namun tidak sedikit pula yang menyerukan dihentikannya intervensi Iran terhadap segala urusan di Irak.

Soleimani tewas dalam serangan udara AS di dekat Bandara Baghdad pada 3 Januari. Serangan itu juga menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis, seorang warga Irak yang memimpin grup milisi Kataeb Hezbollah.

Iran membalas kematian Soleimani dengan meluncurkan belasan misil balistik ke dua pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak pada 8 Januari.

Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon menyebut 34 prajurit Washington mengalami gegar otak dalam serangan balasan Iran. Namun Presiden AS Donald Trump menyebut 34 prajurit itu hanya mengalami "sakit kepala."

Di hari yang sama, Iran meluncurkan belasan misil, sebuah pesawat maskapai Ukraina jatuh di langit Teheran. Tiga hari usai kejadian, Iran mengaku tak sengaja menembak jatuh pesawat tersebut. Total 176 orang di pesawat itu tewas. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya