Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SEJUMLAH 30 ribu warga mengungsi akibat letusan gunung berapi Taal yang memuntahkan lava panas dan abu pada Minggu (12/1). Warga rela meninggalkan rumah dan hewan peliharaan guna menyelamatkan diri.
Salah satu pengungsi, Gerald Aseoche, 30, rela meliburkan diri dari pekerjaanya dan bergegas meninggalkan rumah bersama empat orang anaknya ketika gunung Taal mengeluarkan lava dan terjadi gempa bumi.
"Saya berharap ini tidak akan berlangsung terlalu lama, karena saya tidak bisa meninggalkan pekerjaan dalam waktu lama," kata Aseoche kepada AFP di pusat evakuasi, Selasa (14/1).
"Aku tidak bisa meninggalkan mereka, keluarga yang pertama," imbuhnya sambil memeluk salah satu anaknya.
Sementara itu, Kepala Badan Seismologi Filipina Renato Solidum mengatakan erupsi Gunung Taal telah berlangsung selama beberapa bulan lalu. Sehingga agak sulit untuk memprediksi akhir dari erupsi ini.
Baca juga: Hujan Abu Gunung Taal Ancam Kesehatan Warga
Namun, peringatan waspada dari letusan eksplosif yang berpotensi bencana mungkin tetap ada selama berminggu-minggu, tergantung perkembangannya.
"Kami memiliki protokol untuk menunggu selama beberapa hari, kadang-kadang dua minggu untuk memastikan aktivitas Gunung Taal telah berhenti," kata Renato.
Gunung Taal memuntahkan lavanya pada Minggu (12/1) dengan lontaran abu yang menghujani wilayah tersebut.
Hujan Abu mendorong para pihak penerbangan untuk sementara waktu menutup Bandara International Ninoy Aquino, Manila, serta memaksa pembatalan ratusan penerbangan dan menyebabkan puluhan ribu penumpang pesawat terlantar.
Filipina terakhir kali mengalami ledakan terbesar pada tahun 1991. Ketika itu, Gunung Pinatubo meletus dan menyebabkan kematian lebih dari 800 orang. (AFP/OL-5)
Pada Jumat (20/6) pukul 22.31 Wita, tercatat satu kali erupsi dengan ketingian kolom letusan 2.000 meter diatas puncak gunung.
Kementerian Sosial memastikan kebutuhan dasar bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bisa terpenuhi.
Gunung Raung yang terletak di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, Jawa Timur, kembali erupsi dengan tinggi letusan mencapai dua kilometer di atas puncak.
Setelah erupsi pertama pada Selasa (17/6), Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, sampai Rabu (18/6) sudah tujuh kali mengalami erupsi lanjutan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Api Lewotobi Laki-laki menjadi Awas.
BPBD Jawa Timur membagikan masker ke seluruh pengendara maupun warga di wilayah Jember dan sekitarnya, menyusul erupsi Gunung Raung yang menyemburkan abu vulkanik
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan mengenai radius bahaya Gunung Lewotolok yakni sejauh dua kilometer.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Perubahan iklim telah menyebabkan pencairan lapisan es, yang berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut global.
Peneliti berhasil mengidentifikasi bahwa letusan besar pada 1831 berasal dari Kaldera Zavaritskii, sebuah gunung berapi yang terletak di Pulau Simushir, bagian dari Kepulauan Kuril.
Saat ini, monitor di Axial menunjukkan adanya penggelembungan pada permukaan gunung bawah laut tersebut, mengindikasikan pergerakan magma.
Tim putra Musica Champions sukses mempertahankan gelar juara Djarum Superliga Badminton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved