Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Koala Terancam Punah Akibat Kebakaran Hebat di Australia

Antara
13/1/2020 16:45
Koala Terancam Punah Akibat Kebakaran Hebat di Australia
Australia Galang Dana untuk Koala(AFP )

PEMERINTAH Australia mengalokasikan 50 juta dolar atau sekitar Rp473 miliar untuk program darurat pemulihan satwa liar dan menyebut krisis kebakaran yang melanda negara itu sebagai "bencana ekologis" yang mengancam beberapa spesies termasuk koala dan walabi.

Kebakaran besar telah menghancurkan lebih dari 11,2 juta hektare lahan, atau hampir setengah luas negara Inggris, dan menghancurkan atau merusak habitat beberapa hewan asli Australia.

Baca juga: Filipina Ingatkan Dampak Kesehatan Akibat Hujan Abu Gunung Taal

Diperkirakan satu miliar hewan, termasuk ternak dan hewan peliharaan, mati dalam kebakaran atau berisiko setelahnya karena kekurangan makanan dan tempat berlindung.

"Ini adalah bencana ekologis, bencana yang masih berlangsung," kata Bendahara Frydenberg kepada wartawan, Senin (13/1), ketika dia mengunjungi Rumah Sakit Koala Port Macquarie, tempat di mana 45 koala dirawat karena luka bakar.

"Kita tahu bahwa flora dan fauna asli kita telah rusak parah," ia menambahkan.

Gambar kanguru yang terbakar, koala dan posum, bersama dengan rekaman orang yang mempertaruhkan hidup mereka untuk menyelamatkan hewan asli telah menyebar di seluruh dunia. Para perajin rajut di seluruh dunia telah menggalang dukungan untuk membuat ribuan kantong pelindung dan selimut untuk satwa liar yang terluka.

Worldwide Fund for Nature (WWF) Australia telah memberi masukan kepada pemerintah mengenai 13 hewan yang habitatnya hancur atau rusak parah, termasuk diantaranya tiga spesies terancam punah yaitu katak corrobore selatan, burung pemakan madu, dan burung beo tanah barat.

"Luasan area penting secara global seperti Gondwana Rainforest dan Blue Mountains World Heritage Areas bersama dengan Pegunungan Alpen Australia dan Stirling Ranges Australia Barat telah terdampak luka bakar yang dahsyat," kata WWF dalam sebuah pernyataan melalui email.

Hewan-hewan lain yang berisiko termasuk populasi koala di tenggara, dunnart Pulau Kanguru, kakatua hitam mengkilap, potoroo kaki panjang, burung beo tanah barat, kadal air Blue Mountains, bristlebird timur, dan walabi batu berekor sikat.

Dalam sebuah misi yang dijuluki Operation Rock Wallaby, staf taman nasional menggunakan helikopter untuk mengangkut ribuan kilo wortel dan ubi jalar ke walabi batu berekor di daerah terpencil di negara bagian New South Wales.

"Penyediaan makanan tambahan adalah salah satu strategi utama yang kami gunakan untuk mempromosikan kelangsungan hidup dan pemulihan spesies yang terancam punah seperti walabi batu berekor sikat," kata menteri lingkungan negara bagian New South Wales Matt Kean.

"Para walabi biasanya selamat dari api itu sendiri, tetapi kemudian dibiarkan telantar dengan makanan alami terbatas ketika api mengeluarkan vegetasi di sekitar habitat berbatu mereka," ia melanjutkan.

Frydenberg mengatakan koala "ikonik" itu akan menjadi fokus pendanaan nasional pemerintah. Menurut dia, keseluruhan kerusakan belum akan diketahui sampai api benar-benar padam, yang diperkirakan para ahli bisa berlangsung hingga beberapa bulan lagi.

Komisaris untuk Spesies Terancam Sally Box mengatakan sekitar 30% dari habitat koala yaitu hutan eukaliptus, yang mereka gunakan untuk makanan dan tempat tinggal, di negara bagian New South Wales, mungkin telah hilang. Bulu koala yang tebal dan kecenderungan untuk naik ke tempat lebih tinggi ketika terancam adalah kerugian parah dalam kebakaran yang bergerak cepat.

Baca juga: Miliarder Jepang Cari Pacar untuk Diajak ke Bulan

Menteri Federal untuk Urusan Lingkungan Sussan Ley mengatakan kajian akan diajukan tentang apakah populasi koala tertentu harus terdaftar sebagai "terancam" daripada "rentan".

"Segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan dan memulihkan habitat koala akan dilakukan, termasuk pendekatan inovatif untuk melihat apakah anda benar-benar dapat menempatkan koala di daerah yang bukan tempat asalnya," kata Ley. (Ant/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya