Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Prancis, Jerman, dan Italia Desak Hentikan Pertempuran Libia

Haudan Hasyim Salengke
14/12/2019 14:45
Prancis, Jerman, dan Italia Desak Hentikan Pertempuran Libia
Bangkai bus korban serangan udara di Tripoli yang menewaskan sejumlah orang.(AFP/Mahmud TURKIA )

PARA pemimpin Prancis, Jerman, dan Italia mendesak semua pihak dalam konflik Libia untuk menghentikan pertempuran, Jumat (13/12) waktu setempat.

Seruan datang setelah komandan Tentara Nasional Libia (LNA) Khalifa Haftar mengancam akan menyerang Ibu Kota Tripoli.

Setelah pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels, Emmanuel Macron, Angela Merkel, dan Giuseppe Conte mengatakan stabilitas di Libia hanya dapat dicapai melalui solusi politik.

Ketiganya tidak menyebut nama Haftar, tetapi pernyataan mereka dikeluarkan setelah ia mengumumkan pertempuran yang menentukan dan kemajuan di jantung Tripoli.

Ibu kota negara itu dikontrol Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libia yang diakui PBB.

Baca juga: UE Desak Parlemen Inggris Perjelas Proposal Brexit

Kekuatan Eropa khawatir kekerasan lebih lanjut dapat mengganggu upaya menegosiasikan perdamaian, termasuk konferensi internasional yang akan datang di Berlin.

Ketiga pemimpin mendesak semua pihak Libia dan internasional menghentikan aksi militer, membuat komitmen yang tulus untuk penghentian permusuhan yang komprehensif dan abadi, serta melanjutkan proses negosiasi yang dipimpin oleh PBB yang kredibel.

"Mereka menegaskan kembali dukungan penuh mereka untuk PBB dan kerja Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal, Ghassan Salame, karena perdamaian dan stabilitas yang langgeng di Libia hanya dapat dicapai melalui solusi politik," kata pernyataan itu.

Setidaknya 200 warga sipil dan lebih dari 2.000 pejuang telah tewas sejak April, menurut PBB. Pertempuran itu juga telah menyebabkan sekitar 146 ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Libia hancur dan terjerumus ke kekacauan setelah intervensi militer internasional dipimpin Prancis dan Inggris yang berujung pada tumbangnya rezim pemimpin kuat Muammar Gaddafi. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya