Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Brexit Bayangi Pemilih Inggris

Haufan Hasyim Salengke
12/12/2019 09:40
Brexit Bayangi Pemilih Inggris
Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn kala berkampanye menjelang pemilihan umum di Inggris(AFP/Oli SCARFF)

WARGA Inggris akan memilih untuk ketiga kalinya dalam empat tahun dalam pemilu sela yang disebut untuk mengakhiri kebuntuan politik terkait Brexit.

Para pemilih akan berduyun-duyun ke tempat pemungutan suara, Kamis (12/12) mulai pukul 07.00 waktu setempat, menantang cuaca dingin, basah, dan mungkin bersalju di beberapa daerah, untuk berpartisipasi dalam pemilu yang dijuluki paling penting untuk satu generasi.

Para pemimpin partai yang bersaing dalam pemilu kali ini pun mengerahkan semua upaya mereka di jam-jam akhir, mencoba menarik atensi pemilih untuk memenangi jajak pendapat.

Pemilu ini adalah yang ketiga di bawah lima tahun dan yang kedua sejak referendum Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit) pada 2016 lalu.

Partai-partai di Parlemen yang terbelah--sebagian menginginkan Inggris keluar dari UE segera mungkin dan yang lain ingin tetap dalam blok--berulang kali menolak persyaratan perceraian yang dilakukan mantan perdana menteri Theresa May dengan Brussels.

Baca juga: Warga Inggris Bersiap Berikan Suara di Pemilu

Perdana Menteri Boris Johnson, yang menjabat pada Juli, telah menghabiskan kampanye dengan menekankan pesan "Get Brexit Done" yang bertujuan semata-mata untuk memenangi mayoritas yang dapat membuatnya mendapatkan kesepakatan negosiasi ulang yang disahkan pada akhir bulan depan.

"Sata ingin mengakhiri perpecahan dan menyatukan kembali negara ini," ujar Johnson dalam upaya kampanyenya.

Namun jajak pendapat yang dipantau dengan cermat menunjukkan kepemimpinan Partai Konservatif atas oposisi utama Partai Buruh menghadapi tantangan ketat.

Kandidat yang menang harus meraih mayoritas di Dewan Rakyat yang memiliki 650 kursi untuk bisa menjalankan rencana mereka.

Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn adalah seorang aktivis veteran sayap kiri yang membawa tantangan serius bagi kubu Konservatif. Partainya berhasil memenangi pemilihan terakhir pada 2017.

Tetapi sikapnya yang tidak jelas tentang Brexit dan tuduhan anti-Semitisme dalam Partai Buruh telah memaksa beberapa anggota penting keluar dari partai dan membayangi kampanyenya.

"Boris Johnson tidak akan hanya akan membuat semua yang ada tetap sama, dia bahkan akan memperburuknya," kata Corbyn dalam rapat umum pemilihannya yang terakhir. "Ini waktunya memberikan perubahan bagi semua, bukan segelintir."

Pusat pemungutan suara akan ditutup pada pukul 22:00 waktu setempat, dengan hasil akhir diperkirakan akan diumumkan pada Jumat (13/12) pagi.

Lebih dari 45 juta pemilih terdaftar untuk ambil bagian, tetapi kondisi cuaca mungkin mengurangi jumlah pemilih. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik