Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Bangladesh Hukum Mati Tujuh Teroris

Melalusa Susthira K
28/11/2019 02:00
Bangladesh Hukum Mati Tujuh Teroris
Bangladesh Hukum Mati Tujuh Teroris(AFP)

TUJUH teroris kemarin dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Bangladesh terkait serangan mematikan di tahun 2016. Serangan tersebut menewaskan 22 orang, termasuk 18 warga negara asing, di sebuah kafe di ibukota Dhaka yang saat itu ramai oleh warga negara asing.

Pengadilan Khusus Anti-terorisme Bangladesh menyampaikan vonis itu di ruang sidang yang dipenuhi pengunjung di ibu kota Dhaka.  Hakim Mojibur Rahman mengatakan para penyerang ingin menarik perhatian kelompok Islamic State (IS). Ia menyatakan bahwa ketujuh orang itu akan dieksekusi mati dengan cara digantung. Adapun orang kedelapan yang sebelumnya didakwa, dibebaskan oleh hakim.

“Ingin mengganggu keselamatan publik, menciptakan anarki dan mendirikan negara ‘jihadist’,” ucap Hakim Mojibur Rahman.

Peneliti dari University of Oslo, Mubashar Hasan menilai vonis itu sebagai sebuah “sejarah” dan berharap vonis itu “meringankan pen­deritaan dari keluarga para korban”.

Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga tidak berkomentar atas vonis itu, namun berterima kasih kepada Bangladesh karena “proses pengadilan dilakukan dengan cepat”.

Sementara itu, pembela para terdakwa, Dalwar Hossain mengaku akan naik banding. Menurut dia, polisi menyiksa para terdakwa untuk mengakui kesalahan mereka.


Penyerangan Kafe

Pada Juli 2016, sekelompok pemuda yang bersenjata senapan dan parang mengepung kafe Holey Artisan Bakery, sebuah restoran di tepi danau, di kawasan mewah Gulshan di Dhaka.

Sembilan orang Italia dan tujuh orang Jepang termasuk di antara warga negara asing yang tewas ditusuk atau ditembak mati. Dua polisi juga tewas dalam insiden tersebut.

Pasukan komando militer akhirnya menyerbu masuk kafe setelah negosiasi selama 10 jam tidak membuahkan hasil. Puluhan sandera berhasil dibebaskan sedangkan kelima militan tewas ketika militer menyerbu kafe.

Delapan militan lainnya, termasuk dalang penyerangan Tamim Ahmed Chowdhury terbunuh dalam penggerebekan di Dhaka dan kota-kota pinggiran lainnya beberapa bulan setelah penyerangan di kafe.

Polisi antiterorisme menyebut serangan itu dipimpin oleh pemuda berusia 19 tahun bernama Rohan Imtiaz.


Mengacau negara

Penyelidik polisi mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengacaukan negara dengan mayoritas muslim tersebut.

Serangan itu juga dipandang sebagai pukulan besar bagi citra Bangladesh sebagai negara Muslim moderat. Serangan itu juga memicu ketegangan atas kegiatan ekstremisme di Bangladesh. Pemerintah yang berhaluan sekuler pun meluncurkan penumpasan besar-besaran yang menyebabkan lebih dari 100 ekstremis terbunuh dan hampir 1.000 lainnya ditangkap.

Kelompok IS kemudian mengklaim sebagai pelaku serangan itu. Namun pemerintah Bangladesh menuding kelompok militan lokal, Jamayetul Mujahideen Bangladesh (JMB), sebagai dalang. Para komandan JMB juga dituding termasuk yang tewas. JMB sendiri dibentuk oleh para militan yang sempat berperang di Afghanistan di tahun 1990an. Polisi juga menuding JMB sebagai pelaku berbagai serangan di Bangladesh sejak akhir 1990an. Sejauh ini Bangladesh membantah adanya jaringan teroris di negaranya. (AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik