Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Bangladesh Hukum Mati Tujuh Pelaku Serangan Kafe Dhaka 2016

Melalusa Susthira K
27/11/2019 16:17
Bangladesh Hukum Mati Tujuh Pelaku Serangan Kafe Dhaka 2016
Seorang pelaku penyerangan kafe di Dhaka berteriak dari dalam kendaraan setelah divonis hukuman gantung, Rabu (27/11).(AFP/ Munir Uz Zaman )

TUJUH teroris dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Bangladesh atas serangan mematikan 2016 lalu. Serangan tersebut menewaskan 22 orang termasuk 18 warga negara asing di sebuah kafe di Kota Dhaka, yang ramai dikunjungi warga negara asing.

Pengadilan Khusus Anti-terorisme Bangladesh menyampaikan vonis itu di ruang sidang yang ramai, yang terletak di Ibu Kota Dhaka. Hakim Mojibur Rahman mengatakan para penyerang ingin menarik perhatian kelompok Islamic State (IS).

Mojibur Rahman menyatakan bahwa ketujuh orang itu akan dieksekusi mati dengan cara digantung. “Ingin merusak keselamatan publik, menciptakan anarki dan mendirikan negara Jihadis,” ucap  Rahman, Rabu (27/11).

Setekah divonis hukuman gantung, tujuh teroris dibawa masuk ke sebuah mobil polisi. Adapun orang kedelapan yang sebelumnya didakwa, dibebaskan oleh hakim.

Pada Juli 2016 lalu, para pemuda bersenjata senapan dan parang mengepung kafe Holey Artisan Bakery di kawasan mewah Gulshan di Kota Dhaka.

Sembilan orang Italia dan tujuh orang Jepang termasuk di antara warga negara asing yang tewas diserang dan ditembak mati. Dua polisi juga tewas dalam insiden tersebut.

Pasukan komando militer akhirnya menyerbu masuk kafe setelah kebuntuan selama 10 jam dan membebaskan lebih puluhan sandera.

Adapun kelima militan tewas ketika militer menyerbu kafe. Delapan militan lainnya, termasuk dalang penyerangan Tamim Ahmed Chowdhury terbunuh dalam penggerebekan di Dhaka dan kota-kota pinggiran lainnya setelah berbulan-bulan serangan itu.

Penyelidik polisi mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengacaukan negara dengan mayoritas muslim tersebut dan mengubahnya menjadi negara Islam. Serangan itu dipandang sebagai pukulan besar bagi citra Bangladesh sebagai negara Muslim moderat.

Serangan itu juga memicu ketegangan atas ekstremisme Islam di Bangladesh. Pemerintah sekuler pun meluncurkan penumpasan besar-besaran yang menyebabkan lebih dari 100 ekstrimis terbunuh dan hampir 1.000 lainnya ditangkap. (Afp/Uca/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya