Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

UE Usulkan Perpanjangan Brexit Hingga 31 Januari

Melalusa Susthira K
28/10/2019 12:54
UE Usulkan Perpanjangan Brexit Hingga 31 Januari
Para pemilik toko rokok khawatir kehilangan pelanggan dari Inggris di Adinkerke, Belgia, jika Brexit diberlakukan.(AFP/Belga/Dirk Waem)

UNI Eropa (UE) akan mengadakan pertemuan untuk mempertimbangkan perpanjangan waktu Brexit dari yang sebelumnya dijadwalkan pada 31 Oktober pada Senin (28/10) hari ini.

Ke-27 negara anggota blok tersebut berencana mengusulkan perpanjangan waktu Brexit hingga 31 Januari 2020 mendatang. Namun Inggris dapat keluar dari UE lebih awal jika kedua belah pihak telah meratifikasi kesepakatan.

Draf dokumen yang akan diperlihatkan dalam pertemuan blok ekonomi di Brussel tersebut mencakup beberapa tanggal yang mungkin dapat tercapainya Brexit yakni 30 November, 31 Desember, atau hingga 31 Januari.

Selain itu, akan ada komitmen bahwa Perjanjian Penarikan Inggris tidak dapat dinegosiasikan kembali di masa depan.

UE juga akan mempertahankan hak untuk melangsungkan pertemuan tanpa Inggris untuk mempertimbangkan bisnis masa depan selama perpanjangan. Jika penundaan diberikan, blok itu juga kemungkinan akan meminta Inggris mengajukan calon untuk bergabung dengan Komisi Eropa yang akan datang.

Uni Eropa sejauh ini menyetujui perpanjangan Brexit setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dengan sangat terpaksa mengirimkan surat ke Uni Eropa untuk meminta perpanjangan waktu Brexit setelah 31 Oktober.

Surat itu mau tak mau dilayangkan Johnson karena parlemen Inggris memilih amendemen yang akan menunda Brexit pada sesi pemungutan suara, Sabtu (19/10).

Di hari yang sama, Boris Johnson akan mengajukan mosi untuk melangsungkan pemilihan umum dini pada 12 Desember di parlemen Inggris. Johnson membutuhkan dukungan mayoritas suara sebesar dua pertiga dari 650 anggota parlemen untuk dapat melangsungkan pemilu dini.

Namun, Partai Buruh tidak menyukai kesepakatan Brexit Johnson dan mengatakan tidak akan mendukung pemilihan sampai ancamannya meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan (no deal) telah dihapuskan, serta tengah menunggu apa yang akan diputuskan oleh UE. (AFP/BBC/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik