Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Oposisi Inggris Tuding Pidato Ratu Manifesto Pemilu

Haufan Hasyim Salengke
15/10/2019 13:30
Oposisi Inggris Tuding Pidato Ratu Manifesto Pemilu
Ratu Elizabeth II ketika membicakan pidato dalam pembukaan parlemen Inggris.(AFP/Tolga Akmen)

PENGUASA Inggris Raya, Ratu Inggris Elizabeth II, membuka sesi baru parlemen Inggris, Senin (14/10) waktu setempat, dalam sebuah upacara yang penuh nuansa kebesaran dan seremoni.

Pidato tradisional Ratu yang menguraikan proposal pemerintah Konservatif diserang politisi oposisi yang menggambarkannya sebagai manifesto pemilu.

Anggota parlemen oposisi menggertak akan mengalahkan konten pidato Ratu ketika pemungutan suara berlangsung, akhir pekan ini.

Sang Ratu membuka pidatonya dengan mengatakan prioritas pemerintah selalu untuk mengamankan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa pada 31 Oktober.

Ratu mengatakan pemerintah menginginkan kemitraan baru dengan Uni Eropa berdasarkan perdagangan bebas dan kerja sama yang bersahabat.

Baca juga: Gare du Nord, Stasiun Tersibuk di Eropa akan Direnovasi

Dia mengatakan warga negara Uni Eropa yang tinggal di Inggris akan dapat tinggal di negara itu.

RUU imigrasi, yang mengakhiri kebebasan bergerak, juga akan diperkenalkan untuk sistem yang adil dan modern, tambah Ratu.

Ratu mengungkap daftar lebih dari 20 RUU, sepertiga di antaranya memungkinkan Inggris mengambil peluang setelah Inggris meninggalkan blok. RUU baru akan mencakup berbagai masalah dari kejahatan dan hukuman, masalah iklim, dan perawatan untuk lansia.

Dia menambahkan ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa, Inggris akan terus memainkan peran utama dalam urusan global dan pembelanjaan pertahanan sebesar 2% dari PDB negara itu akan dipertahankan.

Meskipun ratu yang menyampaikan pidato, isinya ditulis pemerintah.

Ketika upacara tradisional berabad-abad itu berlangsung, Sekretaris Brexit Stephen Barclay sedang bernegosiasi dengan pejabat Uni Eropa dengan harapan menemukan kesepakatan untuk memungkinkan Inggris meninggalkan blok pada akhir bulan ini.

Di samping itu, politisi baik di Dewan Rakyat atau Majelis Rendah (House of Commons) dan Dewan Bangsawan atau Majelis Tinggi (House of Lords) memulai tugas memperdebatkan isi pidato, dengan pemungutan suara yang dilakukan pada akhir minggu ini oleh anggota parlemen.

Pidato itu datang di tengah suasana yang digambarkan sebagai minggu yang krusial dalam politik Inggris yang akan ditutup dengan sidang pertama House of Commons dalam lebih dari 40 tahun.

Akhir pekan ini, Perdana Menteri Boris Johnson pergi melawat ke Brussels untuk pertemuan dua hari Dewan Uni Eropa. Dia akan mempelajari pada pertemuan itu apakah potensi kesepakatan Brexit telah disepakati untuk diajukan kepada anggota parlemen Inggris pada Sabtu depan. (Xinhua/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik