Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KORBAN jiwa akibat Topan Hagibis yang menerjang Jepang terus bertambah. Sampai Minggu (13/10) pagi, 7 orang dilaporkan tewas sementara 17 orang lainnya hilang.
Berdasarkan siaran NHK, 7 korban jiwa tersebut merupakan penduduk di perfektur Chiba, Gunma, Kanagawa dan Fukushima di sekitar Tokyo. Sementara itu, sekitar 80 orang dilaporkan terluka dan lebih dari 270.000 rumah mengalami listrik padam.
Gelombang badai dan gelombang tinggi menyebabkan permukaan air laut naik hingga mencapai lebih dari 1 meter di sepanjang pantai. Sementara itu, permukaan air di Teluk Tokyo naik 50 cm yang meningkatkan ancaman bahaya banjir parah di pusat kota.
Tak hanya itu, hujan deras menyebabkan sebuah sungai di perfektur Nagano, barat laut Tokyo, meluap dan menyebabkan banjir. Seperti dilansir NHK, beberapa rumah di sepanjang sungai Chikuma hampir sepenuhnya terendam air dan satu orang berhasil diselamatkan dari atap rumah menggunakan helikopter.
Meskipun pada Mingu (13/10) pagi, pihak berwenang telah mencabut peringatan hujan dan banjir untuk wilayah Kanto di sekitar Tokyo, namun peringatan masih diberlakukan di daerah-daerah utara Jepang setelah badai dahsyat Hagibis memporakporandakan ibu kota.
Baca juga: Empat Orang di Jepang Tewas Akibat Topan Hagibis
Pihak berwenang mengeluarkan perintah evakuasi kepada lebih dari 6 juta orang di seluruh Jepang. Topan Hagibis menjadi topan paling kuat yang melanda Jepang dalam beberapa dasawarsa terakhir yang melumpuhkan Tokyo, membanjiri sungai dan jutaan orang di bawah peringatan evakuasi.
Sabtu (12/10), Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan peringatan level lima atas Topan Hagibis, yang merupakan level tertinggi. Badai raksasa berukuruan 1.400 km tersebut mampu menghasilkan angin sebesar 200 km per jam. Lebih dari 45 juta penduduk Tokyo, Kanagawa, Saitama, Gunma, Yamanashi dan Nagano mencari bangunan yang aman atau pindah ke bangunan yang lebih tinggi.
Pihak berwenang juga mengumumkan akan berencana melepaskan air dari bendungan Shiroyama, 50 km barat Kota Tokyo, untuk mengurangi risiko jebolnya tanggul.
Untuk itu pihak berwenang, meminta warga dari 6 kota terdekat melindungi diri mereka karena akan mengalirkan air ke daerah yang sudah mengalami hujan deras dan diprediksikan mengalami banjir parah. Sekitar 17.000 personel militer pun bersiaga untuk operasi penyelamatan.
Sebelum mendarat, topan Hagibis telah menyebabkan gangguan besar, memaksa pembatalan dua pertandingan Piala Dunia Rugbi, menunda Grand Prix Jepang dan menghentikan semua penerbangan di wilayah Tokyo.
Topan Hagibis menghantam Jepang hanya beberapa minggu setelah topan Faxai menghantam dengan kekuatan sama, yang mengakibatkan dua orang tewas serta meninggalkan kerusakan parah di wilayah Chiba. Hagibis diperkirakan akan meninggalkan daratan menuju laut pada hari ini, Minggu (13/10).(theguardian/OL-5)
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
PENDUDUK kepulauan kecil Inggris di Bermuda bersiap menghadapi bencana berat saat badai Humberto
Kementerian Dalam Negeri Korsel mengatakan sembilan orang tewas termasuk enam orang tertimbun oleh tanah longsor. Dan tujuh orang terluka dalam insiden terkait topan.
TOPAN Hagibis menerjang Jepang dan memakan korban jiwa pada Sabtu (12/10). Sedikitnya 2 orang tewas, 3 hilang, dan sekitar 70 orang terluka
Banjir parah dikabarkan melanda Nagano. Air dari sungai Chikuma meluap dan membanjir sejumlah permukiman. Ketinggian air bahkan mencapai lantai dua rumah warga.
Ada beberapa WNI yang tertahan di hotel maupun bandara hingga terpaksa mengungsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved