Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pemilu Afghanistan Dilakukan di Tengah Kekhawatiran Serangan

Haufan Hasyim Salengke
28/9/2019 15:30
Pemilu Afghanistan Dilakukan di Tengah Kekhawatiran Serangan
Pelaksanaan Pemilu Presiden di Afghanistan(AFP/Press Office of President of Afg)

PEMUNGUTAN suara pemilu presiden Afghanistan telah dibuka di tengah kekhawatiran kekerasan menyusul ancaman oleh Taliban untuk mengganggu proses pemilu.

Keamanan telah diperketat di seluruh negeri. Puluhan ribu tentara dan polisi dikerahkan untuk menjaga tempat pemungutan suara dan mencegah serangan. Sabtu (28/9) pagi, sebuah ledakan terjadi di dekat tempat pemungutan suara di selatan kota Kandahar, melukai sekitar 15 orang.

Jajak pendapat dibuka pukul 07.00 waktu setempat dan dijadwalkan ditutup pada pukul 17.00. Pemilu presiden diikuti oleh 15 kandidat dengan Presiden Ashraf Ghani dan Ketua Eksekutif Abdullah Abdullah dipandang sebagai pesaing utama.

Kedua figur ini telah berbagi kekuasaan selama lima tahun terakhir dalam pemerintah persatuan yang dibentuk oleh Amerika Serikat setelah adanya dugaan penipuan dan korupsi yang meluas dalam jajak pendapat 2014.

Taliban, yang telah berperang menuntut penarikan pasukan asing dari negara itu setelah digulingkan oleh pasukan AS pada 2001, mengecam pemilu sebagai 'penipuan'.

Baca juga: RI Berkontribusi Loloskan Resolusi DK PBB tentang Afghanistan

Pada Kamis kemarin, kelompok itu mendesak warga Afghanistan untuk memboikot pemungutan suara dan mengancam akan menyerang pasukan keamanan, memblokade jalan dan menargetkan tempat pemungutan suara di seluruh negeri.

"Kami meminta rekan se-negara untuk tidak keluar dari rumah pada hari ini sehingga semoga tidak ada yang dirugikan," kata Taliban dalam sebuah pernyataan.

Taliban memulai perundingan damai dengan AS pada Oktober tahun lalu. Tetapi awal bulan ini, setelah berakhirnya perundingan putaran sembilan, Presiden Donald Trump memupus harapan yang meningkat akan sebuah kesepakatan dengan tiba-tiba menyatakan perundingan telah mati.

Lebih dari 72.000 personel keamanan telah dikerahkan ke 49.402 tempat pemungutan suara nasional, sementara 410 pusat pemungutan suara akan tetap ditutup pada Sabtu karena kekhawatiran keamanan.

Ancaman serangan telah berada di pikiran pemilih Afghanistan, tetapi masih ada yang mengatakan mereka masih bertekad untuk keluar rumah guna mencoblos.

"Pemilu ini penting bagi kami karena kami menginginkan seorang pemimpin yang akan menegosiasikan perdamaian dengan Taliban dan mengakhiri perang selama bertahun-tahun di negara ini," kata Ismatullah Safi, seorang sopir taksi di ibu kota, Kabul, kepada Al Jazeera.

Juru bicara Komisi Pemilihan Umum Independen Zabi Sadaat mengatakan kepada AFP, "Pemungutan suara telah dimulai di seluruh negeri, dan kami senang orang-orang sudah dalam antrean besar di pusat-pusat pemungutan suara menunggu untuk memberikan suara mereka". (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya