Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
PASUKAN keamanan Mesir terlibat bentrok dengan ratusan demonstran antipemerintah di kota pelabuhan Suez, Sabtu (21/9). Polisi menembakkan gas air mata dan peluru ke arah para demonstran.
Pasukan keamanan juga dikerahkan dalam jumlah besar di Alun-Alun Tahir, pusat revolusi 2011 yang menggulingkan pemerintahan Mesir kala itu.
Jumlah demonstran yang ditangkap aparat keamanan terus bertambah. Menurut salah satu sumber keamanan kepada Agence France-Presse (AFP), sedikitnya 74 orang telah ditangkap setelah bentrokan antara kerumunan massa dan polisi di ibu kota Mesir.
Pada demonstrasi malam kedua, para demonstran berduyun-duyun menuju pusat Kota Suez. Pasukan keamanan membarikade jalan-jalan dan telah siap dengan kendaraan lapis bajanya.
"Ada sekitar 200 orang atau lebih. Mereka (pasukan keamanan) menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam. Ada yang terluka", ujar seorang pria yang ikut serta demonstrasi dan menolak untuk disebutkan namanya, Sabtu (21/9).
Demonstran lainnya yang juga enggan untuk menyebutkan namanya, mengatakan, gas air mata sangat tebal hingga mencapai blok apartemennya yang terletak beberapa kilometer dari pusat kota yang tengah bergejolak.
"Hidungku mulai terbakar. Bau itu menembus melalui balkon. Aku juga melihat beberapa pemuda berlari dan bersembunyi di jalan kami", kata perempuan itu.
Pada Jumat (20/9), ratusan orang Mesir turun ke jalan-jalan Kairo, mereka meneriakkan slogan-slogan, di antaranya "Sisi harus pergi!" dan "rakyat menuntut jatuhnya rezim".
Demonstrasi tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas tuduhan korupsi terhadap pemerintah Presiden Al-Sisi. Hal tersebut bermula setelah Mohamed Ali, seorang kontraktor konstruksi Mesir yang telah bekerja untuk militer Mesir selama 15 tahun, mengunggah serangkaian video daring yang menuduh Al-Sisi dan militer melakukan korupsi yang merajalela.
Ali menyebut mereka menghabiskan jutaan uang untuk tempat tinggal mewah dan hotel. Sementara itu, jutaan orang Mesir hidup dalam kemiskinan. (Uca/Hym/I-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved