Mendag Bahas Perkembangan Kerja Sama RI-AS

Pra/X-11
14/9/2019 09:30
Mendag Bahas Perkembangan Kerja Sama RI-AS
Ilustrasi -- Puluhan karyawan pabrik ikan kaleng membersihkan ikan cakalang sebelum dikeringkan di Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (13/05).(MI/USMAN ISKANDAR)

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita melaksanakan pertemuan bilateral dengan United States-ASEAN Business Council (USABC) di sela-sela ASEAN Economic Ministers Meeting di Bangkok, Thailand.

Kedua pihak mendiskusikan perkembangan kerja sama yang telah berjalan selama 20 tahun, terutama terkait bidang perdagangan elektronik dan teknologi.

Perundingan RCEP juga tidak luput dibahas dalam pertemuan tersebut.

"Indonesia tetap harus melibatkan negara maju untuk menyusun peta jalan dan program revitalisasi industri. Kita juga harus menyesuaikan dan meninjau kebijakan untuk mengatasi dampak negatif dari transformasi teknologi," ujar Enggartiasto melalui keterangan resmi, kemarin.

Perwakilan dari perusahaan swasta Amerika Serikat turut hadir dalam pertemuan itu, meliputi Google, Facebook, Amazon, Philip Morris, IBM, Citi, Qualcomm, Paypall, Caterpillar, UPS, FedEx, dan Ford.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kasan mengatakan pemerintah akan terus terlibat dalam perdagangan terbuka, inklusif, dan berkelanjutan dengan semua negara termasuk dengan pasar tradisional, seperti Amerika Serikat.

"Pemerintah akan terus fokus mengintegrasikan perdagangan dan investasi di tengah perang dagang yang terjadi saat ini," ucapnya.

Walaupun sedang gencar membuka pasar-pasar baru, ia menyatakan Indonesia masih membutuhkan mitra-mitra dagang lama yang sudah sangat paham dengan kondisi perekonomian Tanah Air.

"Jadi, kita harus menjaga dan mempertahankan hubungan dagang dengan negara-negara mitra utama, seperti Amerika Serikat, India, Korea Selatan, dan Australia," tandasnya.

Kementerian Perdagangan mencatat, pada 2018, total perdagangan kedua negara mencapai US$28,6 miliar. Dari jumlah tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$18,43 miliar, sedangkan impor yang dibukukan US$10,18 miliar.

Dengan demikian, Indonesia sejauh ini menikmati surplus US$8,25 miliar dari 'Negeri Paman Sam'.

Produk ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat pada 2018 ialah udang, karet alam, alas kaki, pakaian jersey, kardigan, dan ban.

Sebaliknya, produk impor utama Indonesia dari Amerika Serikat ialah kacang kedelai, kapas, sisa pabrik tepung dan residu lainnya, bagian dari pesawat terbang dan pesawat ruang angkasa, serta gandum. (Pra/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya