Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PADA April 2025, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara bulanan (month to month), meskipun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor April 2025 mencapai US$20,74 miliar. Angka ini meningkat 5,76% dibandingkan April 2024, namun menurun dibandingkan Maret 2025 yang mencapai US$23,25 miliar.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan penurunan ekspor ini disebabkan oleh merosotnya nilai beberapa komoditas unggulan.
"Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) mencatatkan penurunan paling dalam, yakni sebesar US$1,19 miliar dibandingkan Maret 2025," ungkapnya dalam konferensi pers Rilis BPS secara daring, Senin (2/6).
Selanjutnya, disusul komoditas bahan bakar mineral (HS27) yang turun US$162,4 juta dan nikel serta produk turunannya (HS75) yang menyusut US$161,1 juta.
Pudji menerangkan ekspor migas mengalami penurunan tajam. Nilainya tercatat sebesar US$1,17 miliar, atau turun 13,38% dibandingkan April 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya ekspor gas, yang memberikan kontribusi negatif terhadap total ekspor migas.
Di sisi lain, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspor non-migas justru mengalami peningkatan yang cukup positif. Nilai ekspor non-migas pada April 2025 tercatat sebesar US$19,57 miliar, tumbuh 7,17% secara tahunan. Peningkatan ini didorong oleh naiknya ekspor komoditas seperti mesin dan perlengkapan listrik (HS85) yang melonjak 59,67%, berbagai produk kimia (HS38) yang naik 57,41%, serta bahan kimia anorganik (HS28) yang naik 91,35%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia dari Januari hingga April 2025 mencapai US$87,36 miliar, atau tumbuh 6,65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Indonesia justru mencatatkan lonjakan signifikan impor pada April 2025. Nilai impor mencapai U$$20,59 miliar, naik 21,84% dibandingkan April tahun lalu. Secara kumulatif, total impor Indonesia pada Januari–April 2025 mencapai US\$76,29 miliar, tumbuh 6,27% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Kenaikan impor terutama disebabkan oleh meningkatnya nilai beberapa komoditas, seperti logam mulia dan perhiasan (HS71) yang naik drastis sebesar US$764,4 juta atau 128,06% dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, impor mesin/peralatan mekanis (HS84) naik US$335,7 juta, dan mesin serta perlengkapan listrik (HS85) juga naik US$288,5 juta. (H-3)
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Mendag Budi Santoso menyatakan belum melihat adanya indikasi kekhawatiran akan banjir impor pasca-pengaturan deregulasi dan relaksasi kebijakan impor
Ditjen Bea Cukai akan mengawal kelancaran proses bisnis dan logistik di pelabuhan agar tidak terjadi hambatan yang bisa menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha maupun negara.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui produk inovasinya QLola by BRI menghadirkan fitur Digital Trade Finance yang memudahkan kegiatan transaksi perdagangan ekspor impor.
SURPLUS perdagangan Indonesia April 2025 tercatat hanya sebesar US$160 juta, penurunan tajam dipicu lonjakan signifikan nilai impor nonmigas,
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
EKONOM senior Universitas Paramedina, Wijayanto Samirin menyatakan bahwa standar garis kemiskinan (GK) Badan Pusat Statistik saat ini sudah tidak realistis.
Pemerintah diminta menggunakan standar World Bank untuk lower middle income country untuk poverty rate sebesar US$3,65 per hari atau Rp61 ribu per hari untuk mengategorikan garis kemiskinan.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mengubah jadwal rilis data perkembangan ekspor dan impor nasional. Perubahan ini mulai berlaku pada 2 Juni 2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 hanya 4,87%, terendah dalam 4 tahun. Simak 7 fakta penting penyebab perlambatannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved