Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Bocah-bocah yang kehilangan harapan itu tidak bisa berhenti menangis. Mereka mengalami trauma begitu parah sehingga dokter khawatir tentang kesehatan mental mereka. Pemandangan itu hanya beberapa temuan yang terungkap dalam laporan tentang kesehatan mental anak-anak migran di tahanan pemerintah Amerika Serikat.
Laporan tersebut, yang disusun Petugas Inspektur Jenderal Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan dan dirilis pada Rabu (4/9) menyoroti kebijakan administrasi Presiden Donald Trump.
Terutama kebijakan 'toleransi nol' yang membawa malapetaka karena mengakibatkan pemisahan ribuan anak-anak migran dari keluarga mereka. Kebijakan itu memperburuk krisis kesehatan mental di antara mereka yang dirawat di Kantor Permukiman Kembali Pengungsi. Anak-anak migran yang dipisahkan dari orangtua mereka oleh pemerintahan Trump di perbatasan AS-Meksiko itu mengalami peningkatan trauma dan stres pascatrauma.
Seorang direktur program menggambarkan ada seorang anak lelaki berusia 7 atau 8 tahun yang terpisah dari ayahnya merasa yakin bahwa ayahnya telah dibunuh dan percaya dia juga akan dibunuh. Bocah itu memerlukan perawatan psikiatri darurat. Ia terpisah dari ayahnya di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko tahun lalu.
Sementara itu, anak-anak lain percaya orangtua mereka telah meninggalkan mereka. Dan beberapa anak menderita gejala fisik karena trauma mental.
Seorang dokter mengatakan, ungkapan gejala-gejala fisik yang dirasakan anak-anak itu merupakan manifestasi dari rasa sakit psikologis.
Proses reunifikasi yang kacau juga menambah cobaan mereka. Beberapa anak menangis, lainnya marah dan bingung.
"Anak-anak lain mengungkapkan perasaan takut atau bersalah dan menjadi peduli akan kesejahteraan orangtua mereka," menurut laporan itu.
Psikiater anak, Dr Gilbert Kliman, yang mewawancarai puluhan anak migran di tempat penampungan setelah kebijakan toleransi nol berlaku, mengatakan anak-anak itu dapat melanjutkan kehidupan mereka setelah bersatu kembali dengan orangtua, tetapi mungkin tidak pernah bisa mengatasi pengalaman buruk mereka. Ia juga menyarankan untuk menciptakan pilihan perawatan kesehatan mental yang lebih baik. (AFP/The Guardian/ Haufan Hasyim Salengke/X-11)
Aksi protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump menyebar di AS. Los Angeles menjadi pusat demonstrasi, disusul pengerahan militer dan kebijakan jam malam.
Gedung Putih menegaskan akan menyelidiki siapa dalang dibalik pemberontakan di wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Wali Kota LA Karen Bass menetapkan pembatasan aktivitas antara pukul 8 malam hingga 6 pagi.
Operasi imigrasi ICE di Los Angeles melibatkan Garda Nasional sebagai perimeter keamanan. Dua demonstran ditangkap, sementara tim CNN sempat ditahan polisi saat meliput protes.
Hakim federal di San Francisco menolak permintaan California untuk segera melarang penggunaan Marinir dan Garda Nasional oleh pemerintahan Trump dalam operasi penegakan hukum.
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum membantah tuduhan dari pejabat AS Kristi Noem yang menyebut dirinya mendorong protes kekerasan di Los Angeles.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
Jika anak dalam kondisi yang prima tanpa adanya masalah pada saluran pencernaan dan dapat tumbuh serta berkembang dengan baik, pemberian probiotik tidak perlu harus rutin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved