Korsel Kecam Keputusan Perdagangan Jepang

AFP/Tes/I-1
03/8/2019 00:00
Korsel Kecam Keputusan Perdagangan Jepang
Moon Jae-in(YONHAP / AFP)

PRESIDEN Korea Selatan, Moon Jae-in, mengecam keputusan Jepang yang menarik negaranya dari 'daftar putih' mitra dagang utama. Keputusan itu dinilai sangat gegabah, sekaligus mengancam tindakan balasan yang belum ditentukan.

"Langkah Tokyo ialah keputusan yang egois dan destruktif, yang berpotensi melumpuhkan rantai pasokan global. Itu juga menyebabkan malapetaka ekonomi global," tegas Moon dalam pertemuan kabinet yang disiarkan langsung melalui televisi.

Pihaknya mendesak pemerintah Jepang segera mencabut langkah unilateral dan tidak beralasan. "Kemudian, mengambil jalan tengah dengan dialog," ujarnya penuh penegasan. Moon mengenakan jaket dan kemeja tanpa dasi.

"Saya memperingatkan pemerintah Jepang yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang terjadi di masa mendatang," lanjutnya.

Jepang dan Korsel merupakan negara tetangga yang mengusung demokrasi sekaligus sekutu utama Asia bagi AS. Seperti diketahui, 'Negeri Paman Sam' menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari Korea Utara dan Tiongkok.

Hubungan dua sekutu AS mengalami ketegangan yang dipicu sengketa pahit mengenai wilayah dan sejarah pada paruh pertama abad ke-20. "Walau Jepang memiliki kekuatan ekonomi yang besar, jika berani mengganggu ekonomi kita, pemerintah Korsel siap untuk me-respons," cetusnya.

Moon kerap menyoroti pemerintahan kolonial Jepang di masa lalu. Perjuangan kemerdekaan adalah jantung identitas nasional di kedua Korea. Di lain sisi, Moon menggambarkan sayap kanan Selatan sebagai keturunan kolaborator pro-Jepang.

Tahun ini peringatan 100 tahun gerakan kemerdekaan 1 Maret di kawasan Korea. Otoritas berwenang menutup beberapa gedung di Seoul dengan gambar raksasa pahlawan perjuangan.

Moon menggencarkan beberapa referensi mengenai sejarah yang tidak menguntungkan bagi kedua negara. "Korsel mungkin akan menghadapi kesulitan dalam waktu dekat. Namun, jika kita menyerah pada tantangan, sejarah akan terulang kembali," pungkasnya. (AFP/Tes/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya