Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
IRAN siap berdialog dengan Amerika Serikat (AS) asalkan Washington mencabut sanksi. 'Negeri Paman Sam' itu juga harus kembali ke kesepakatan nuklir 2015 yang dihentikan tahun lalu.
"Kami selalu percaya pada dialog, jika mereka mencabut sanksi mengakhiri tekanan ekonomi yang diberlakukan dan kembali ke kesepakatan. Kami siap mengadakan pembicaraan dengan Amerika, hari ini, sekarang dan di mana saja," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dilansir dari RTE, Senin (15/7).
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan pihaknya terbuka untuk berunding dengan Iran mengenai kesepakatan tentang nuklir dan keamanan.
Ketegangan kedua negara itu meningkat sejak AS memutuskan hengkang dari kesepakatan nuklir pada 2015.
Namun, ketegangan semakin meningkat saat AS menuduh Iran dalang penyerangan kapal di perairan Teluk dan Teheran mengeklaim menembak jatuh jet AS.
Baca juga: AS Rencanakan Operasi Pengawalan Militer Pascaserangan Iran
Prancis, Inggris, dan Jerman sebagai pihak yang ikut dalam kesepakatan nuklir itu menyerukan dialog antara semua pihak dilanjutkan kembali.
"Kami percaya waktunya telah tiba untuk bertindak secara bertanggung jawab dan mencari cara unutk menghentikan meningkatnya ketegangan dan melanjutkan dialog," kata mereka dalam pernyataan bersama yang dirilis Kantor Presiden Prancis.
Sebagai reaksi terhadap sanksi Washington, Teheran mengumumkan akan mengurangi komitmennya berdasarkan kesepakatan.
Bahkan, Teheran akan meningkatkan pengayaan uranium melebihi batas kesepakatan yang telah ditandatangani pada 2015. Meski demikian, Iran melanjutkan penggunaan uranium untuk pembangkit energi. (Medcom/OL-2)
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved