Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PRESIDEN AS Donald Trump telah memerintahkan agen perbatasan untuk memulai penangkapan massal terhadap sekitar 2.000 keluarga migran pada Minggu (23/6). Keluarga migran itu telah menerima pesan deportasi. Demikian lapor media AS pada Jumat (21/6).
Berita itu diumumkan presiden di Twitter pada Senin (17/6). Trump mencuit bahwa para pejabat Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) akan mulai mendeportasi jutaan orang asing ilegal. Meskipun saat itu ia hanya memberikan sedikit detail.
Tweet itu mempercepat operasi yang sudah berlangsung. Ini menurut sumber yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Washington Post, NBC, dan CNN.
Penangkapan keluarga imigran itu kemungkinan akan dimulai saat fajar di 10 kota termasuk Houston, Chicago, New York, dan Miami.
Kevin McAleenan, penjabat sementara Homeland Security, ragu-ragu tentang bagaimana operasi dilakukan.
Dia telah mendesak ICE terutama berfokus pada sekitar 150 keluarga yang memiliki pengacara tetapi telah setop proses hukum dan menghilang.
Baca juga: AS-Eropa Tekan Rusia soal Kasus Pesawat MH17
AS menghadapi lonjakan migran dari beberapa negara Amerika Tengah yang dilanda kekerasan geng dan kemiskinan.
Angka-angka itu telah menghambat kemampuan otoritas AS untuk memproses kedatangan mereka.
Trump menyebutnya sebagai invasi dan telah menjadikan perang melawan migrasi ilegal sebagai platform utama pemerintahannya.
Diperkirakan 10,5 juta imigran gelap tinggal di Amerika Serikat saat ini. Data ini menurut Pusat Penelitian Pew.
Jumlah migran telah meningkat menjadi 144.000, termasuk di dalamnya 57.000 anak di bawah umur, menurut data Mei. Ini jumlah tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Kongres telah mengizinkan ICE untuk menahan 40.000 migran dan banyak lainnya dikirim ke fasilitas lain yang penuh sesak di seluruh negara.
Pada 2017 pemerintahan Trump memberlakukan rezim nol toleransi di perbatasan AS dengan Meksiko, yang mengakibatkan ratusan keluarga berpisah. (OL-1)
IRAN menganggap senjata nuklir tidak manusiawi dan dilarang secara agama. Memiliki senjata nuklir dapat menempatkan Teheran dalam posisi yang lebih rapuh.
AMERIKA Serikat tidak terima dengan kebijakan Republik Islam Iran yang resmi memutus hubungan kerja sama nuklir dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Pandangan pemerintah AS terhadap dampak kerusakan pada tiga situs nuklir utama Iran masih konsisten, dan penilaian tersebut sejauh ini tidak mengalami perubahan.
PERANG 12 hari (13-25 Juni) antara Iran versus Israel-AS telah berakhir dengan 'gencatan senjata'.
PEMERINTAH Israel menyatakan kesediaannya untuk menjajaki perdamaian dengan Suriah.
Menghadapi kenyataan adanya perang Iran-Israel saat ini, penulis sebagai eksponen Patriot Soekarnois belum melihat adanya sikap tegas dari pemerintah terhadap perang tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved