Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penikaman Massal di Jepang Menewaskan Siswi Sekolah

Denny Parsaulian Sinaga [email protected]
29/5/2019 04:00
Penikaman Massal di Jepang Menewaskan Siswi Sekolah
Pakar forensik polisi menyelidiki tempat kejadian kejahatan di mana seorang pria menikam 19 orang, termasuk anak-anak di Kawasaki( (Photo by JIJI PRESS / JIJI PRESS / AFP) )

SEORANG penyerang berpisau menewaskan seorang anak berusia 12 tahun dan seorang pria lainnya sebelum menikam dirinya sendiri hingga tewas di luar Kota Tokyo, Selasa (28/5). Serangan itu terjadi di Kota Kawasaki, selatan ibu kota Jepang. Serangan itu pula juga melukai 16 orang, beberapa di antaranya ialah anak-anak.

Amukan itu jarang terjadi di negara yang dengan tingkat kejahatan kekerasan paling rendah di dunia dan di negara maju. Belum ada rincian langsung mengenai motif si penikam massal.

Kiyoshi Matsuda, Wakil Direktur Sekolah Medis Nippon, Rumah Sakit Musashi Kosugi mengatakan, siswi berusia 12 tahun dan seorang pria berusia 39 tahun itu akhirnya meninggal.

Penyerang ialah seorang pria berusia 50-an. Dia juga meninggal karena luka-lukanya setelah menusukkan pisau kepada dirinya sendiri. Layanan darurat mengatakan setidaknya 16 orang lainnya terluka dalam serangan itu.

Menurut harian Asahi Shimbun, seorang pria berusia 57 tahun mendengar anak-anak menjerit di dekatnya dan melihat seorang pria paruh baya menggenggam pisau di dekat halte bus sambil berteriak, "Aku akan membunuhmu!"

Seorang pria lokal yang mengidentifikasi dirinya sebagai Matsumoto, 25, mengatakan dia mendengar teriakan setelah dia bangun dan pergi keluar. "Sulit untuk menggambarkan seperti apa itu, bagaimana bunyinya. Itu bukan gadis-gadis yang bersenang-senang, itu suara yang tidak normal," katanya kepada AFP.

"Aku melihat seorang lelaki berbaring di jalan. Aku juga melihat seorang gadis membungkuk di tanah. Ada juga lima atau enam gadis, mungkin mereka yang berteriak. Ada darah di sekujur tubuh mereka."

Serangan itu terjadi saat pagi yang sibuk ketika para pekerja menuju ke kantor mereka dan anak-anak ke sekolah. Pejabat pemadam kebakaran mengatakan mereka menerima panggilan darurat pertama sebelum pukul 8.00 pagi waktu setempat.

Lokasi serangan itu langsung dikerumuni para personel darurat berjam-jam kemudian. Tampak tiga van polisi diparkir di sekitar tempat itu untuk memblokir pandangan.

Sebuah bus sekolah putih dengan garis-garis biru dapat terlihat diparkir. Di bus itu tertulis 'Caritas Gakuen' (sekolah).

Doa dan simpati

Peristiwa berdarah itu terjadi saat Donald Trump mengakhiri kunjungan kenegaraannya di Jepang. Trump pun menyampaikan doa dan simpatinya kepada para korban saat mengunjungi kapal militer Jepang. "Semua orang Amerika berdiri dengan rakyat Jepang dan berduka bagi para korban dan untuk keluarga mereka," katanya.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, penikaman yang terjadi di sebuah halte bus di Kawasaki merupakan insiden yang mengerikan. Dia mengecam pelaku penikaman tersebut dan akan mengambil semua langkah untuk penyelidikan, termasuk melindungi keselamatan anak-anak.

"Ini ialah insiden yang sangat mengerikan. Banyak anak kecil menjadi korban dan saya akan mengambil semua langkah untuk melindungi keselamatan anak-anak," ujar Abe, Selasa (28/5).

Kejahatan akibat kekerasan jarang terjadi di Jepang, tapi kadang kala insiden besar muncul hingga menghebohkan negara tersebut. Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi. Pada 2018, seorang pria ditangkap di Jepang setelah menikam satu orang hingga tewas dan melukai dua lainnya di atas kereta cepat. Serangan itu mendorong langkah-langkah keamanan baru pada layanan kereta api yang terkenal itu.

Pada 2016, seorang pria menikam 19 orang hingga tewas di sebuah pusat disabilitas di selatan Tokyo. (AFP//I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya