Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Kim Jong-un akan Bertemu Putin

Willy Haryono
23/4/2019 12:15
Kim Jong-un akan Bertemu Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Pemimpin Korut Kim Jong-un.(AFP/Alexander Zemlianichenko and Handout/various sources)

KOREA Utara (Korut) mengonfirmasi orang nomor satu di negara tersebut, Kim Jong-un, akan segera mengunjungi Rusia dan bertemu untuk kali pertama dengan Presiden Vladimir Putin.

"Kim Jong-un akan segera mengunjungi Federasi Rusia atas undangan Presiden Vladimir Putin," lapor kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), Selasa (23/4).

"Mereka akan berdialog selama kunjungan tersebut," lanjutnya, dikutip dari laman AFP. KCNA tidak menyebutkan secara spesifik lokasi pertemuan Kim dan Putin.

Pekan kemarin, Rusia mengatakan Putin dan Kim akan bertemu di 'Negeri Beruang Merah' pada pertengahan April tanpa menyebutkan detail lainnya. Keduanya diyakini akan bertemu di pelabuhan Vladivostok, kemungkinan pada Rabu (24/4) atau Kamis (25/4) mendatang.

Ini akan menjadi pertemuan pertama antara seorang pemimpin Korut dengan Rusia sejak era Kim Jong-il dengan Dmitry Medvedev, delapan tahun lalu.

Hubungan Rusia dengan Korut relatif hangat dan selama ini Moskow juga kerap menyalurkan bantuan makanan kepada Pyongyang. Putin juga pernah beberapa kali mengekspresikan kesediaannya untuk bertemu pemimpin rezim Korut.

Baca juga: Korut Minta Menlu AS Dicopot dari Negosiator Denuklirisasi

Pertemuan Kim dan Putin akan berlangsung kurang dari dua bulan usai Konferensi Tingkat Tinggi antara Korut dan Amerika Serikat (AS) berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu.

KTT kedua antara Kim dan Trump itu berlangsung tanpa ada perjanjian apapun mengenai denuklirisasi.

Selain Rusia, sekutu dekat Korut lainnya adalah Tiongkok. Dalam kurun waktu sepekan, Kim telah empat kali bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Sejumlah analis meyakini Kim ingin mencari dukungan selain dari Tiongkok mengenai masalah negosiasi dengan AS. Selama ini, AS enggan mencabut sanksi ekonomi terhadap Korut sebelum Kim bersedia menghentikan semua program nuklir dan misil balistik.

Rusia telah menyerukan AS serta PBB agar memperingan sanksi ekonomi terhadap Korut. Namun AS menuduh Rusia berusaha membantu Korut untuk menghindari sejumlah sanksi ekonomi. Tuduhan tersebut dibantah keras Rusia.

Mengenai denuklirisasi, Kim meminta pemerintahan Trump untuk mengubah sikap terlebih dahulu jika menginginkan wacana pertemuan ketiga terlaksana di masa mendatang. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya