Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sri Lanka Berlakukan Status Darurat

Willy Haryono
23/4/2019 08:58
Sri Lanka Berlakukan Status Darurat
Personel militer Sri Lanka berjaga-jaga saat pemberlakuan jam malam di Colombo.(AFP/Jewel SAMAD)

PEMERINTAH Sri Lanka memberlakukan status darurat keamanan beberapa jam usai menuding sebuah grup militan lokal atas serangkaian pengeboman yang menewaskan hampir 300 orang, termasuk puluhan warga negara asing.

Dua puluh empat orang telah ditangkap terkait pengeboman, yang terjadi di sejumlah hotel dan gereja di tengah momen peringatan Hari Raya Paskah 2019 pada Minggu (21/4).

Rentetan ledakan tersebut -- yang juga melukai sekitar 500 orang -- adalah yang terburuk di Sri Lanka sejak berakhirnya perang sipil di negara tersebut sejak satu dekade silam.

Serangan itu juga merupakan yang terburuk bagi minoritas Kristen di Sri Lanka, yang jumlahnya hanya sekitar 7% dari total populasi 21 juta orang.

"Saat ini, tim investigator sedang menelusuri berbagai petunjuk apakah grup National Thowheeth Jama'ath (NTJ) mendapatkan dukungan (kelompok teroris) internasional," ujar juru bicara kabinet Sri Lanka Rajitha Senaratne.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Sri Lanka Diidentifikasi

Dikutip dari laman AFP, status darurat diberlakukan mulai Selasa (23/4) dini hari waktu setempat. Status darurat memberikan lebih banyak wewenang kepada polisi dan militer Sri Lanka untuk memerangi kelompok teroris.

Lewat status darurat, tersangka atau seseorang yang dicurigai hendak melakukan aksi teror dapat ditahan tanpa perlu menyertakan surat penangkapan dari pengadilan.

Selain status darurat, Sri Lanka juga telah memberlakukan jam malam dan memblokir sejumlah media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Pemblokiran medsos disebut Sri Lanka bertujuan mencegah beredarnya informasi palsu mengenai pengeboman.

Saat ini, otoritas Sri Lanka juga sedang menginvestigasi mengapa peringatan ancaman bom yang didapat kepolisian dan unit intelijen pada 11 April gagal mencegah aksi teror pada Hari Raya Paskah.

Senaratne mengatakan peringatan itu tidak disampaikan kepada Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan juga beberapa pejabat tinggi lainnya.

"Agensi intelijen telah melaporkan bahwa ada grup teror internasional di belakang teroris lokal ini," ungkap pernyataan dari kantor Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena.

Presiden Sirisena dijadwalkan bertemu sejumlah diplomat asing hari ini untuk "menggalang dukungan global dalam memerangi terorisme." (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya