Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
RUSIA menyatakan pasukan militernya aka tetap bersiaga di Venezuela sepanjang diperlukan. Mereka menolak permintaan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, agar Rusia memindahkan pasukan militer dari negara yang sedang dilanda krisis berkepanjangan itu.
Penempatan pasukan dan peralatan militer Rusia sejak akhir pekan lalu, bertujuan mendukung Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Langkah itu meningkatkan ketegangan internasional, mengingat pemerintahan Trump mendorong perubahan rezim di Venezuela.
Pada Kamis waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Rusia menekankan keberadaan pasukan militernya di Venezuela tidak menimbulkan ancaman bagi siapapun.
Baca juga : Pemadaman Listrik Kembali Landa Venezeula
"Mereka (pasukan militer Rusia) terlibat dalam implementasi perjanjian bidang kerja sama militer. Mereka tetap berada di Venezuela selama diperlukan," ujar juru bicara kementerian, Maria Zakharova, kepada wartawan.
"Rusia tidak mengubah mengubah keseimbangan di negara itu. Rusia juga tidak mengancam siapapun, seperti yang dilakukan Washington," imbuhnya.
Pernyataan Zakharova merujuk komentar Trump bahwa Rusia harus keluar dari Venezulea. Berikut pernyataan dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang menekankan Washington tidak berencana untuk bernegosiasi dengan Maduro, serta ingin mengakhiri pengaruh Rusia dan Kuba di Caracas.
Lebih dari 50 negara termasuk AS, mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden interim. Sementara itu, Rusia dan Tiongkok mendukung kepemimpinan Maduro.
Adapun Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menuding AS berupaya mengatur kudeta di negara penghasil minyak.
Atase militer Venezuela di Moskow juga menjelaskan kehadiran pasukan militer Rusia di Venezuela, mengacu kesepakatan kerja sama militer dan teknis. Mereka menegaskan tidak ada operasi militer.
Pada Sabtu kemarin, sebuah pesawat angkatan udara Rusia Antonov-124, serta Ilyushin Il-62 yang lebih kecil, mendarat di bandara utama di luar kota Caracas. Pesawat tersebut menurunkan sekitar 100 pasukan militer dan berton-ton peralatan.(AFP/OL-8)
Hakim federal di Texas menyatakan Donald Trump menyalahgunakan Undang-Undang Musuh Asing untuk mendeportasi migran Venezuela yang diduga terkait geng.
Mahkamah Agung Amerika Serikat izinkan pemerintahan Donald Trump mencabut perlindungan deportasi bagi warga Venezuela.
Mahkamah Agung Amerika Serikat memerintahkan penghentian sementara deportasi sekelompok warga Venezuela yang dituduh sebagai anggota geng oleh pemerintahan Trump.
Presiden Amerika Serikat AS Donald Trump pada Senin (24/3) menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif terhadap negara-negara pengimpor minyak Venezuela.
Pemerintahan Trump akan mencabut status hukum lebih dari 500.000 migran dari Kuba, Haiti, Nikaragua, dan Venezuela yang dilindungi program pembebasan bersyarat era Biden.
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, mengecam deportasi lebih dari 200 migran Venezuela ke penjara mega di El Salvador, menyebutnya sebagai "penculikan."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved