Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

AS Beri Hibah Rp18 Miliar untuk Pengelolaan Sampah di Indonesia

Tesa Oktiana Surbakti
27/3/2019 13:30
AS Beri Hibah Rp18 Miliar untuk Pengelolaan Sampah di Indonesia
Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu membersihkan sampah plastik yang terbawa angin Barat Laut di Pelabuhan Kali Adem, Jakar(MI/RAMDANI)

SEKITAR delapan juta ton sampah plastik dibuang ke lautan dunia setiap tahun. Kondisi tersebut berpotensi merusak rantai pasokan makanan manusia melalui konsumsi produk ikan. Sayangnya, Indonesia masih menjadi kontributor utama sampah laut global.

"Peredaran sampah-sampah plastik memenuhi garis pantai seluruh dunia. Ini ancaman serius bagi ekonomi, lingkungan dan kesehatan manusia. Sayang sekali, Indonesia merupakan penyumbang terbesar sampah plastik dunia," ujar Duta Besar Amerika Serikat (AS) Joseph R Donovan saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (27/3).

Pada kesempatan itu, Donovan beserta Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidp dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar dan Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Tukul Rameyo Adi menyaksikan penandatanganan hibah kepada enam organisasi masyarakat Indonesia. Nilai bantuan untuk meningkatkan pengelolaan dan daur ulang sampah di wilayah perkotaan mencapai Rp18 miliar.

"Melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) kami menggencarkan Waste Recycling Program, memberikan hibah dan bantuan teknis kepada sejumlah organisasi potensial di Indonesia, Filipina, Vietnam serta Sri Lanka. Tujuannya untuk mengurangi polusi plastik di lautan," imbuh Donovan.

Walaupun tantangan mengatasi samplah plastik di wilayah lautan bersifat global, namun solusinya harus berbasis lokal. Pemerintah AS berupaya menggencarkan pendekatan lokal untuk mengurangi sampah plastik laut, terutama kepada organisasi yang bergerak aktif mencari solusi inovatif.

"Penandatanganan hibah ini memperkokoh komitmen kita untuk mencari solusi efektif terhadap persoalan sampah. Sekaligus, menandai 70 tahun hubungan diplomatik AS dengan Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: Ecobricks, Bentuk Tanggung Jawab Konsumsi Plastik

Penanganan polusi sampah plastik dari sumber sampai ke lautan menjadi prioritas pemeirntah Indonesia. Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengatakan pemerintah menetapkan target nasional untuk mengurangi kemunculan sampah hingga 30%.

Target lainnya, mengelola sisa 70% guna mencapai target 100% pengelolaan sampah pada 2025. Upaya pengelolaan sampah menerapkan prinsip 3R, yakni reduce, reuse dan recycle, berikut ekonomi sirkular dalam kebijakan dan strategi.

"Dalam dua tahun terakhir secara signifikan kita melihat statistik pengurangan sampah 1% dalam komposisi sampah plastik. Dengan adanya hibah (dari pemerintah AS) semakin mendorong partisipasi publik dalam mengatasi persoalan sampah di Indonesia," jelas Tahar.

Adapun penerima hibah dari pemerintah AS yaitu Yayasan BINTARI di Semarang, Yayasan Misool di Sorong, Yayasan Gringgo di Denpasar, Divers Clean Action di Kepulauan Seribu, Tranformasi Indonesia di Gowa dan Yayasan Pengembangan Biosains dan Teknologi di Bandung. Organisasi tersebut akan bekerja sama dengan masyarakat, pemerintah daerah dan mitra swasta, untuk menjajaki solusi yang lebih efektif dalam pengelolaan sampah perkotaan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya