AS-Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir

Yanurisa Ananta
04/2/2019 07:45
AS-Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir
(Eric BARADAT/AFP)

AMERIKA Serikat dan Rusia menangguhkan perjanjian senjata nuklir, Sabtu (2/2).

Penangguhan ini sebuah langkah yang memicu kekhawatiran perlombaan senjata antara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia itu.

Penarikan dari Intermediate-Range Nuclear Forces, atau INF, terjadi setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberi Rusia waktu 60 hari untuk kembali mematuhi persyaratan pakta senjata nuklir. Pompeo menambahkan,  proses itu dapat dibalik jika Rusia kembali mematuhi INF.

"Rusia belum mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk kembali ke kepatuhan selama 60 hari terakhir. Rusia masih melanggar kewajiban mereka untuk tidak memproduksi, memiliki, atau menguji terbang sistem rudal jelajah jarak menengah yang diluncurkan di darat dengan jangkauan antara 500 dan 5.500 kilometer," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Menurut Pompeo, AS berusaha keras untuk melestarikan perjanjian INF dan terlibat pembicaraan dengan para pejabat Rusia lebih dari 30 kali pertemuan dalam hampir enam tahun.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Moskow tidak melanggar perjanjian itu. Namun, dia mengatakan akan mulai mengembangkan rudal baru setelah penangguhan INF.

"Para mitra Amerika menyatakan bahwa mereka menunda partisipasi mereka dalam kesepakatan itu, kami juga menangguhkannya," kata Putin, Sabtu, dalam pertemuan dengan menteri luar negeri dan pertahanan yang disiarkan televisi.

Putin juga mengatakan dia tidak akan mengerahkan senjata ke Eropa dan wilayah lain kecuali AS melakukannya.

Perjanjian INF, yang ditandatangani pada 1987 oleh Presiden AS Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev, melarang pengembangan dan penyebaran rudal nuklir yang diluncurkan di darat dengan jangkauan 310 mil (sekitar 499 km) hingga 3.420 mil (5.504 km).

Perjanjian itu memaksa setiap negara untuk membongkar lebih dari 2.500 proyektil dan menyimpan rudal jelajah berujung nuklir di Benua Eropa selama tiga dekade.

Pada Oktober, Presiden AS Donald Trump mengatakan AS akan menarik diri dari pakta era Perang Dingin dan mengirim penasihat keamanan nasional John Bolton untuk menyampaikan keputusan itu ke Kremlin.

Rusia, kata Trump, melanggar perjanjian senjata dengan membangun dan menurunkan senjata terlarang selama bertahun-tahun.

NATO juga meminta Moskow agar segera kembali ke kepatuhan penuh yang dapat diverifikasi. 

"Sekarang terserah Rusia untuk melestarikan perjanjian INF," kata para menlu NATO dalam sebuah pernyataan bersama. (Cnbc/Yan/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya