Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pertemuan Trump-Putin Guncang Sekutu, Zelensky Hadapi Tekanan Baru Soal Donbas

Ferdian Ananda Majni
18/8/2025 13:59
Pertemuan Trump-Putin Guncang Sekutu, Zelensky Hadapi Tekanan Baru Soal Donbas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (dua kiri).(Xinhua)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky berada dalam ketegangan setelah pasukan Rusia perlahan terus menyerang Ukraina di medan tempur, terutama di kawasan Donetsk. Sejumlah kota penting di wilayah itu kini berada dalam ancaman.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kesiapan untuk membekukan garis depan di Zaporizhzhia dan Kherson, asalkan Kyiv bersedia mundur dari Donetsk dan Luhansk. Dua wilayah tersebut berada di jantung kawasan industri Donbas yang secara terbuka diklaim Moskow.

New York Times melaporkan bahwa Trump menyampaikan kepada para pemimpin Eropa bahwa pengakuan Ukraina atas Donbas sebagai bagian dari Rusia bisa membuka jalan menuju kesepakatan damai. 

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyebut bahwa Washington siap menjadi bagian dari jaminan keamanan bagi Ukraina.

Namun, Presiden Volodymyr Zelensky menolak keras tuntutan itu. Dia menegaskan usulan Trump terkait tukar-menukar wilayah melanggar konstitusi sekaligus kedaulatan negaranya. Meski demikian, Zelensky mengakui bahwa KTT ini sejauh ini lebih menguntungkan bagi Putin. 

"Putin akan menang dalam hal ini. Dia butuh foto dengan Presiden Trump," katanya seperti dikutip CNBC Senin (18/8).

Sementara itu, sejumlah pemimpin Eropa berbondong-bondong menuju Washington untuk memberikan dukungan politik kepada Zelensky menjelang pertemuannya dengan Trump pada Senin (18/8). 

Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menggelar pertemuan para sekutu sehari sebelumnya untuk memperkuat posisi Ukraina. Mereka mendorong jaminan keamanan yang lebih kuat, termasuk keterlibatan langsung Amerika Serikat.

Para pemimpin Eropa ingin menghindari pengulangan momen buruk pada Februari lalu, ketika pertemuan di Ruang Oval berakhir dengan teguran terbuka Trump dan Wakil Presiden JD Vance kepada Zelensky yang dianggap tidak berterima kasih.

Kali ini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Finlandia Alexander Stubb yang dikenal dekat dengan Trump, serta Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga dijadwalkan hadir di Washington.

Dalam pernyataan bersama, Inggris, Prancis dan Jerman menegaskan kesiapan mengerahkan pasukan penjamin keamanan setelah pertempuran berhenti, membantu mengamankan udara dan laut Ukraina, serta meregenerasi angkatan bersenjatanya.

Namun, sejumlah negara Eropa tetap ragu untuk terlibat langsung secara militer, menunjukkan betapa rumitnya diskusi perdamaian bahkan di antara sekutu Kyiv. 

Polandia menekankan bahwa gencatan senjata adalah langkah awal yang mutlak. "Anda tidak bisa berunding untuk perdamaian di bawah bom yang terus berjatuhan," pungkas Kementerian Luar Negeri Polandia. (CNBC/Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya