Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SAAT menapakkan kaki di ruang direktur keuangan salah satu perusahaan logam di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Selasa (3/11), Media Indonesia langsung terkejut dengan jajaran keris yang menghias dinding ruangan. Tepat di belakang kursinya, terdapat stan khusus memajang sekitar 30 keris. Semua keris itu milik Karyanto Wibowo, 44, pecinta keris. Sejak usia 27 tahun ia mengoleksi berbagai jenis keris sepuh meski sempat terhenti saat memiliki anak.
"Masih sedikit, sih. Karena saya konsentrasi sama keris sepuh (era pembuatannya)," tutur bapak dua anak itu sembari nglolos (mencabut sarung dari keris) salah satu koleksinya untuk diminyaki.
Karyanto mengaku tidak berburu keris sembarangan. Ia lebih memilih menunggu kabar dari pemilik keris yang ingin memaharkan keris. Istilah mahar dipakai dalam proses pemindahtanganan keris. Karyanto mengaku memutuskan membeli keris tergantung kesan saat pertama kali melihat pusaka tersebut. "Yang penting itu ada gereget," ujarnya.
Soal harga ia tidak terlalu masalah. Terbukti ia rela mengeluarkan mahar Rp30 juta untuk keris simon robyong dan keris singo barong tangguh Majapahit dengan mahar Rp35 juta.
Rekan kerja Karyanto, Purwo Jatmiko, 58, ternyata juga pecinta keris. Bahkan ia termasuk anggota tim promosi keris ke UNESCO pada 2005. Alumnus Teknik Mesin ITB itu bahkan melakukan penelitian terhadap keris-keris tentang fase metalurgi.
"Jadi saat itu saya berpikir kalau belajar apa-apa, nanti saya harus belajar ke luar negeri. Maka saya duluin saja. Keris itu saya potong-potong, lalu saya teliti di laboratorium," ujar Purwo yang mempunyai koleksi 70 keris sejak 1977.
Purwo mengaku sedih, sudah 10 tahun sejak keris diakui sebagai warisan budaya dunia, banyak orang masih mengaitkannya sebatas mistis. Padahal, ada lima aspek yang membuat keris diakui sebagai warisan budaya asal Indonesia, yakni filosofi, mistik/spiritual, seni, status sosial, dan teknologi.
Banyak hal dilakukan pecinta keris, dari mengeluarkan uang banyak untuk membeli keris, menelitinya, termasuk ikut serta dalam pameran. Itu juga yang tampak pada Keris Summit, di Yogyakarta, 30 Oktober-1 November. Sejumlah peserta hadir turut ikut pameran keris dan mengikuti workshop pembuatan keris guna mempertahankan kelangsungan keris di Indonesia.
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
UPAYA segera menindaklanjuti proses repatriasi sejumlah benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dalam pembangunan sektor kebudayaan nasional.
Pengetahuan tentang kriteria sebuah warisan zaman dulu dapat diklasifikasikan sebagai cagar budaya masih minim di tengah masyarakat Indonesia.
Pada Juli lalu, kolektor seni asal Australia, Michael Abbot telah menghibahkan enam lembar Al-Quran tulis tangan abad ke 17 kepada Museum Negeri NTB.
Selama kunjungan ke Burkina Faso pada 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mengembalikan ‘warisan’ Afrika ini dalam waktu lima tahun.
Benda-benda yang disita itu antara lain, patung gajah batu kapur dari Timur Tengah kuno hingga sebuah patung abad ketujuh dari Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved