Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
DEMONSTRASI besar di depan Gedung DPR, akhir Agustus 2025, menjadi perhatian nasional. Ribuan massa dari mahasiswa, pelajar, buruh, hingga pengemudi ojek online tumpah ruah menyuarakan tuntutan, mulai dari penolakan tunjangan DPR yang dinilai berlebihan hingga seruan pembubaran lembaga legislatif tersebut.
Namun, aksi yang awalnya damai berubah ricuh. Data resmi mencatat empat orang meninggal dunia, termasuk Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis polisi. Sedikitnya 14 orang dirawat di RS Pelni, ratusan orang ditangkap, dan sejumlah fasilitas umum rusak akibat pembakaran maupun pelemparan.
Kesaksian dari lapangan juga menyebut adanya upaya provokasi yang sengaja menyalakan api kerusuhan. Mereka diduga menargetkan etnik minoritas, serta mencoba memprovokasi baik demonstran maupun aparat agar bentrokan semakin panas. Aksi ini mengingatkan pada taktik lama dari zaman penjajahan: divide et impera atau pecah belah untuk menguasai.
Di tengah kabar tersebut, suara persatuan datang dari Raden Dymasius Yusuf Sitepu, alumni National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU). Ia bangga melihat kepedulian rakyat, namun prihatin karena sebagian energi justru tersalurkan ke arah yang salah.
“Keluarga saya dari kalangan ekonomi bawah, sempat susah secara ekonomi. Berjuang dan tahu rasanya apa itu kelaparan. Saya besar di Pejompongan sekitar Bendungan Hilir. Saya mendukung aspirasi perubahan positif rakyat Indonesia. Tapi saya sedih ketika ada pembakaran mobil, penjarahan, hingga pengkambinghitaman etnik Tionghoa. Mereka juga saudara kita dalam perjuangan hidup sehari-hari,” ujar Dymasius.
Menurutnya, bangsa Indonesia harus kembali mengingat semangat Bhinneka Tunggal Ika yang mempersatukan keberagaman.
“Indonesia sudah jauh lebih pintar. Jangan biarkan tragedi 1998 terulang kembali. Merdeka!” tegasnya.
Bagi Dymasius, semangat “warga jaga warga” adalah kunci. Energi besar rakyat harus diarahkan pada perubahan positif, bukan perpecahan. Ia juga menekankan bahwa tulisannya lahir dari inisiatif pribadi, tanpa titipan atau utusan siapapun.
Sebagai bentuk keterbukaan, ia menambahkan pesan khusus:
“Bila anda melihat ketidakadilan atau hal buruk terjadi secara tidak adil terhadap pihak manapun, jangan sungkan beritahu saya lewat website pribadi saya di www.dymasius.com ada kotak email di sana, atau melalui TikTok saya di @dymasiusdotcom.” (Z-1)
Organisasi Tani Merdeka Indonesia menyerukan agar masyarakat tetap tertib dan damai saat menyampaikan aspirasi di ruang publik.
ORGANISASI Pemuda Lintas Iman menyampaikan simpati dan dukacita yang mendalam kepada seluruh korban dalam aksi demonstrasi di beberapa daerah beberapa hari ini.
ICMI mendesak Presiden Prabowo Subianto bergerak cepat mengatasi situasi yang memanas akibat gelombang demonstrasi di Tanah Air.
Sudah beroperasi melayani pelanggan. BRT (Bus Rapid Transit) 13 dari 14 rute (sudah beroperasi), BRT Lintas Koridor 4 dari 16 rute, Non-BRT 55 dari 94 rute, Mikrotrans 95 dari 98 rute.
Tampak di lokasi pada Minggu (31/8) sekitar pukul 08.30 WIB, sejumlah petugas berseragam oranye dan juga TNI mulai menyapu jalan dan mengumpulkan sampah yang berserakan.
PRESIDEN Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketertiban dan keamanan negara.
Presiden Yoon Suk Yeol menegaskan Korea Selatan tidak akan tinggal diam terhadap provokasi "keji" Korea Utara dan berjanji melindungi rakyat melalui kesiapan militer dan aliansi dengan AS.
Awal pekan ini, Pyongyang menerbangkan ratusan balon besar berisi sampah dan pupuk kandang ke Seoul dan melakukan serangan pengacauan GPS.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mewaspadai potensi provokasi yang dilakukan Korea Utara menjelang pemilihan umum (pemilu) anggota legislatif Korea Selatan, pada April mendatang.
Menlu Inggris David Cameron mengunjungi Kepulauan Falkland, menimbulkan klaim 'provokasi' dari pejabat regional Argentina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved