Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Peringati Hari Anak Nasional dan Milad Ke-108, Aisyiyah Bojongsari Gelar Lomba Anak dan Diskusi Orang Tua

Media Indonesia
28/7/2025 14:02
Peringati Hari Anak Nasional dan Milad Ke-108, Aisyiyah Bojongsari Gelar Lomba Anak dan Diskusi Orang Tua
Milad PCA Bojongsari(Dok. Aisyiyah)

PIMPINAN Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Bojongsari–Depok memperingati Hari Anak Nasional (HAN) dan Milad ke-108 organisasi dengan menggelar lomba menggambar dan diskusi edukatif bagi orang tua bertajuk “Mimpiku, Cita-Citaku untuk Indonesia Hebat”. Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid At-Tanwir, Curug, Depok, ini diikuti ratusan peserta dari wilayah Depok dan Tangerang Selatan.

Kegiatan dimulai dengan lomba menggambar dan mewarnai yang terbagi dalam dua kategori usia, yakni 4–7 tahun dan 8–10 tahun. Sementara anak-anak berlomba, para orang tua mengikuti diskusi yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Maila Dinia Husni Rahiem, Guru Besar PAUD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ketua Majelis Dikdasmen PCA Bojongsari, serta Tunggal Pawestri, Direktur Eksekutif HUMANIS Foundation.

Dalam sambutannya, Ketua PCA Bojongsari Yulianti Muthmainnah menegaskan pentingnya keterlibatan ayah dan ibu secara seimbang dalam proses tumbuh kembang anak. Ia menyebut pendidikan dalam Islam mengajarkan peran orang tua tidak dibebankan kepada ibu semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab ayah, sebagaimana pesan dalam QS. Luqman ayat 13–19. Ia juga menekankan pentingnya membangun lingkungan yang bebas dari kekerasan, perundungan, dan pelecehan seksual, agar anak tumbuh menjadi generasi hebat penerus bangsa.

Diskusi parenting menyoroti pola komunikasi dalam keluarga. Maila mengibaratkan pola asuh seperti menyusun burger: apresiasi adalah roti dan sayurannya, sementara kritik membangun adalah dagingnya. Sementara itu, Tunggal Pawestri menyoroti pentingnya komunikasi dua arah antara anak dan orang tua untuk mencegah stereotip seperti anak sulit diatur atau malas belajar. Ia menyarankan pendekatan berbasis dialog untuk memahami kebutuhan dan ketidaknyamanan anak.

Panitia menyampaikan bahwa penilaian lomba didasarkan pada kesesuaian tema, detail gambar, dan gradasi warna. Salah satu peserta yang menonjol adalah Ernest Muhammad Ruska (10) dari SD Al Ziyan Depok yang menggambar pesawat Garuda Indonesia lengkap dengan tulisan “aku ingin menjadi insinyur yang bisa membuat pesawat untuk Indonesia.” Ernest menjadi satu-satunya peserta laki-laki yang masuk daftar pemenang.

Meski hanya enam peserta diumumkan sebagai juara, seluruh anak yang ikut lomba tetap mendapatkan bingkisan. Kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk merayakan HAN 2025 yang mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, tetapi juga mendorong partisipasi aktif keluarga dalam mendukung cita-cita dan potensi anak. (RO/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya